hyolyn or hyorin

Update FF disini ^^
Read and comment, please!
No SPAM or I'll delete it.
Thank you.

Fanfic yang ingin dibaca

Sabtu, 24 Agustus 2013

[intermezzo] gak semangat nulis, semacam tanda-tanda HIATUS XD



gak semangat banget nulis.
traffic meningkat tapi gak ada komen.
mungkin itu juga yang bikin males nulis sih.
mood-ku bener-bener ilang -_-a

udah gitu 3 hari lagi aku bakalan out dari Jawa dan kayanya bakalan banyak kerjaan.
so, mungkin aku bakalan hiatus lama.

untuk FF yang masih TBC, ehm ... maaf ya, aku belum tahu kapan ngelanjutinnya.
syukur2 dalam 3 hari ini aku sempet nulis dan ada mood, kalau nggak yaaaa .... nggak tahu kapan.

aku hanya bisa bilang, SORRY 4 readers semua.

salam,
justhyolyn.

Rabu, 21 Agustus 2013

[teaser] ICTLY chapter 5

I Choose To Love You – Chapter 5


eolmana deo apaya ne mami boilkka
malhaebeorigo sipeotjiman nunmuri chaolla
geureon naega nege haneun mal neomaneul gidaryeo
Because I love you1

.......................................................



Seharusnya aku tahu sejak awal ...
Rasanya .... seperti terbakar di dalam sini.
Appa, kenapa sakit sekali ....




Donghae : Kyu, dia sangat cantik bukan? Kau tak tertarik padanya?
Kyuhyun : Dia selalu terlihat cantik.




Donghae : Jangan membuatku cemburu!
Hyorin : Tuhan, sebenarnya ada apa dengan perasaan ini?
Kyuhyun : Aku menangkap tubuhnya lagi dan harumnya masih ... sama.




Donghae : Kau menyukainya?
Hyorin : Bibirmu ... ke ... napa? Apa ini ... sakit?
Kyuhyun : Jangan terlalu baik padaku, aku bisa salah paham!




Kyuhyun : Wae? Kau menghindariku?
Hyorin : Kyuhyun-ssi, ada apa denganmu? Kau bilang aku tidak perlu bersikap baik padamu. Sekarang apa? Kalau menurutmu aku begitu menyebalkan, aku akan pergi selamanya darimu!
Kyuhyun : Mwo??




Hyorin : Kau tak pernah mengatakan apapun. Kau tak pernah bertanya apapun. Jadi tak ada yang bisa kujawab. Ini terlalu menyesakkan.
Kyuhyun : Kenapa ini terasa sangat menyakitkan ...




Donghae : Aku benar-benar tidak bisa melepaskanmu.
Hyorin : Tidak ada yang perlu dijelaskan karena memang tidak ada apa-apa diantara kami.




see you for next full part!
bow


yang belum baca chapter 1,2,3,4 fanfic I Choose To Love You  klik disini.

mau baca fanfic justhyolyn lainnya?
silahkan temukan update-annya DISINI.
^^

footnote :
1 Lirik lagu "Because It's You" - Hyorin SISTAR
How much more do I have to hurt to see your heart
I wanted to tell you but tears are accumulating
This is what I’m telling you – I only wait for you
Because I love you
Appa : ayah
Wae : kenapa
Mwo : apa

gambar hanyalah editan justhyolyn belaka XD



PLEASE, DON'T BE SILENT READERS!

[song] Hyorin SISTAR - Driving Me Crazy



horeeeeeeeeeeeeeeee

Monkey Icon

Hyorin ikut ngisi soundtrack Master's Sun, judulnya Crazy of You atau Driving Me Crazy

aku nggak tahu apapun tentang drama itu 
suka sama cast-nya sih, ratingnya juga lumayan tinggi ... cuman aku males aja nontonnya -_-a
apalagi drama2 yang kmrn baru kudownload belum ditonton

tapi ya ..

DAEBAKKKKK
sekali dengerin suaranya Hyorin, ckckckck ...
aku langsung suka lagunya 

lagu itu cocok banget buat Hyorin.
suara Hyorin terdengar sangat lembut dan kalem tapi aku bisa ngerasain sad-nya
padahal aku gak ngerti liriknya, soalnya belum keluar sih
tapi dengerin lagu itu rasanya nyessss banget
kenapa ati jadi sakit begini yah
(kayaknya kebawa Hyorin yang lagi galau di ICTLY)
wkwkkwkwkw


yang belum dengerin, cek disini


salam,
Monkey Icon


Minggu, 18 Agustus 2013

[request] ada yang mau request FF?


Annyeong readers

Apa kabar?
Masih setiakah menanti tulisan-tulisan justhyolyn?
Mohon maaf untuk segala ketidaknyamanan selama menanti update fanfic di blog ini.

Sejujurnya, justhyolyn seneng traffic blog ini meningkat (sedikit drastis) karena itu artinya banyak yang baca blog ini. Yah, meskipun cuman sekedar mampir, entah suka atau tidak dengan tulisan-tulisan disini, tapi makasih banyak. Aku lebih seneng lagi kalau readers yang benar-benar Hyolyn's biased mau share blog ini ke para Hyotties hehehe. Soalnya justhyolyn lihat emang kayaknya nggak banyak penulis fanfic yang memakai cast Hyolyn. Semoga dengan adanya blog ini sedikit memberikan warna baru untuk dunia fanfic dan menjawab penantian para penunggu fanfic Hyolyn (ciyeeeh).

Sekedar share aja, justhyolyn buat fanfic yang main cast-nya Hyolyn karena justhyolyn jaraaaaaaaaaaaaang banget nemuin fanfic yang main cast-nya Hyolyn. Kalaupun ada fanfic dengan cast Hyolyn, pastiiiiiiiiiii deh  Hyolyn jadi antagonis. Bahkan lebih nyebelin lagi yadong! 

Semua fanfic disini memang main cast-nya Hyolyn tapi justhyolyn gak pernah ngejelek2in cast dari fandom lain, jadi mohon readers semua untuk lebih cerdas dengan tidak bashing disini. 
Be a smart readers!

Sampai saat ini justhyolyn masih berusaha menyelesaikan fanfic yang sudah ada seperti I Choose To Love You, Crush (yang ini agak terbengkelai), Why Did I Fall In Love With You. Beberapa fanfic lain masih hanya sebatas teaser saja karena memang selain masih banyak kesibukan (kerja) juga kadang sindrom malas menyerang dengan hebatnya (halah). Tapi komen-komen readers semua lah yang membuat justhyolyn semangat 45 melanjutkan fanfic di blog ini. SERIUS. Jadiiiiii ... readers semuanya jangan cuman jadi pembaca aja ya, komen lah apa aja (asal bukan bashing) oke? :) justhyolyn tunggu.

Nah, oleh karena itu sambil justhyolyn menyelesaikan fanfic yang sudah ada, justhyolyn membuka request untuk readers yang pengen fanfic ala-ala readers. justhyolyn akan memilih request yang kira-kira bagus buat fanfic selanjutnya. 

Tapi ....
First, justhyolyn TIDAK menerima dan tidak akan membuat FF yadong, yaoi dan semacamnya.
Second, justhyolyn hanya akan menulis FF yang pairing dan plotnya justhyolyn sukai XD.
Third, justhyolyn hanya menerima cast utama adalah Hyorin/ Hyolyn, maaf justhyolyn tidak membuka cast utama yang lain :D. Untuk cast pendukung atau pairingnya silahkan tentukan sendiri.
Fourth, justhyolyn minta tolong berikan alasan readers kenapa memilih pairing cast yang readers sebutkan tadi atau kenapa readers pengen cerita tersebut.
Fifth, justhyolyn berhak mengganti judul atau menentukan ending cerita jika menurut justhyolyn lebih masuk akal dan lebih enak pas nulis ceritanya :D. Dan maaf, request FF hanya untuk one shoot/ two shoot saja.

Silahkan readers request fanfic yang diinginkan dengan menyebutkan : 

a) Tema : (misal cinta segitiga, love triangle dan sebagainya)
b) Genre : (romance, friendship, sad romance, comedy dan sebagainya)
c) Cast : (misal lead cast ; Hyorin, Kyuhyun, second cast : Changmin, yeoja lain)
d) Main pairing : (misal kyuhyun-hyorin)
e) Plot : (jalan/ sinopsis cerita)
f) Alasan : (kenapa readers pengen pairing/ cerita ini, misal karena readers shipping kyurin)

Oke, kalau ada readers yang pengen request fanfic, justhyolyn tunggu. 
Kalau nggak, nggak apa-apa.
Sekedar refreshing aja, siapa tahu cerita dari readers lebih menarik ketimbang milik justhyolyn :D
Tapi maaf ya, justhyolyn berhak memilih FF mana yang akan justhyolyn follow up-i.

Terima kasih atas partisipasinya.



update fanfic justhyolyn lainnya disini.



Bow,




Jumat, 16 Agustus 2013

[FF] Why Did I Fall In Love With You - Part 2


Title : WHY DID I FALL IN LOVE WITH YOU
Genre : sad romance
Author/ Disclaimer : justhyolyn

Main Cast :
Kim Hyorin (hyorin) 
Park Yoochun (yoochun) 
Kim Jaejoong (jaejoong)

Support Cast :
Jung Yunho (yunho)
Han Seungyeon (seungyeon)
Ryu Hwayoung (hwayoung)
Park Sooyoung (sooyoung)
Lee Jungshin (jungshin)
Song Jieun (jieun)

NO PLAGIARISME!!!

Seluruh isi fanfic ini adalah murni ide dan tulisan justhyolyn.
Don’t like, Don’t read, Don’t bash!

Yang belum baca part 1 silahkan baca disini.

Please, don’t be silent readers!

Happy reading!


Part 2

Seoul, siang hari di sebuah butik.
Oppa, kau bicara apa?”
”Oh ... anii, hanya saja aku merasa .... kau tidak mencintaiku ....”
Oppa … ” Hyorin kaget mendengar ucapan tunangannya itu.
Hyorin, apa kau benar-benar mencintaiku? Aku merasa hatimu tidak sepenuhnya untukku …
Keduanya diam membeku dengan pikirannya masing-masing.
Oppa, kau …”
Tiba-tiba seseorang datang menghampiri keduanya.
”Ah, Yoochun-ssi ...” Hyorin kaget melihat kedatangan Yoochun.
Jeongmal yeppeoyo ... batin Yoochun dalam hati melihat Hyorin memakai gaun pengantin.
Annyeonghaseyo, Hyorin-ssi ... Jaejoong-ssi.” sapa Yoochun seraya menganggukkan kepala.
Jaejoong menoleh ke belakang.
”Ah, Yoochun-ssi! Kau disini? Kau sedang fitting baju juga?”
Ah, jadi benar ... mereka sedang fitting baju, itu artinya mereka akan menikah.
”Ah, anii. Aku hanya mampir saja. Kebetulan pemilik butik ini adalah Ibuku.”
Hyorin kaget, dia baru tahu kalau pemilik butik ini adalah eomma-nya Yoochun. Selama berteman dengan Yoochun, Hyorin memang tak pernah sekalipun tahu kalau eomma Yoochun adalah seorang designer dan memiliki butik. Hyorin memang mengenal eomma Yoochun tapi ini adalah pertama kalinya Hyorin datang ke butik yang sengaja dipilih oleh Jaejoong. Sekarang Hyorin sedikit menyesal kenapa dia harus datang dan memesan baju di butik itu.
Whoaa!! Benar-benar kebetulan.” ujar Jaejoong.


Hyorin setengah tersenyum.
“O ya, bagaimana pengantinku? Cantik bukan?” Jaejoong meminta pendapat Yoochun tentang gaun yang dipakai Hyorin.
Otteyo ...?”
"Kalian sangat serasi." jawab Yoochun singkat.
Lalu senyum pun mengembang di wajah Jaejoong.
Tuhan, sebenarnya apa yang ingin kau tulis untuk takdirku? ucap Hyorin gelisah dalam hatinya.
***

Han River’s Cafe, the Reunion.
Hyorin berdiri di depan sebuah kafe.
Brukkk!!!
Ah!”
Tiba-tiba seseorang menubruk bahu Hyorin dari belakang. Refleks Hyorin menoleh.
”Hyorin!”
Hyorin tersenyum melihat siapa yang ada di hadapannya kini. Ryu Hwayoung dan Park Sooyoung, dua sahabat dekatnya semasa kuliah dulu. Ketiganya pun berpelukan. Diantara semua teman-temannya, Hyorin memang paling akrab dengan Hwayoung dan Sooyoung. Kemanapun Hyorin pergi, kedua yeoja itu hampir selalu bersamanya. Kalau sekarang Hyorin bekerja di sebuah penerbitan, Hwayoung bekerja di sebuah perusahaan asing sebagai arsitek. Sedangkan Sooyoung meneruskan usaha Appa-nya di bidang properti. Meskipun berpisah cukup lama setelah kelulusan, apalagi ketiganya sudah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, tapi ketiga yeoja itu tetap berusaha menjaga kontak. Seperti pertemuan kali ini, Sooyoung-lah yang mempunyai ide untuk mengadakan reuni kecil bersama beberapa teman seangkatan mereka di kampus dulu.
“Kau baru datang?” tanya Hwayoung.
Hyorin mengangguk.
Kemudian Hwayoung mengajak Hyorin masuk ke dalam. Saat ketiganya datang, sekumpulan orang di sebuah meja besar menyambut mereka. Ada sekitar tujuh orang yang ikut duduk di sana, tiga diantaranya perempuan. Mereka adalah teman satu almamater dengan Hyorin. Reuni kecil yang merupakan ide Sooyoung itu ternyata hanya bisa dihadiri oleh 11 orang saja. Sooyoung-lah yang mengkoordinir mereka untuk datang ke Han River’s Cafe, salah satu kafe terkenal diantara deretan kafe yang ada di tepi Sungai Han. Dulu saat kuliah, mereka sering menghabiskan waktu disana. Entah untuk membahas tugas kuliah ataupun sekedar makan-makan.
“Kalian sudah lama?” tanya Sooyoung seraya menarik sebuah kursi.
Di meja tampak beberapa hidangan khas Korea seperti kimbapbulgogiddeokbokki, dan juga kimchi. Selain itu ada beberapa macam juice dan minuman kaleng berjajar rapi di tepinya. Beberapa orang sudah menyantap berbagai hidangan yang telah disediakan itu. Sementara yang lain hanya menikmati minumannya saja.
Seluruh tempat duduk telah terisi penuh. Hanya ada satu kursi yang kosong, tepat di depan seorang namja berkemeja biru dipadu dengan jas hitam klasik. Lalu Hyorin menganggukan kepala sebagai tanda hormat pada namja di seberangnya itu, Park Yoochun. Yoochun juga membalasnya dengan anggukan kecil. Keduanya tampak kikuk.
“Hyorin-ssi, kudengar kau akan menikah?” tanya salah seorang namja yang duduk di pojok, Lee Jungshin, teman Hyorin yang merupakan anak direktur sebuah departement store terkenal di Seoul.
Hyorin hanya tersenyum lalu mengambil sesuatu di tas Artemis-nya. Setumpuk undangan berwarna merah marun dengan pita putih di pojok kanan atasnya. Design-nya terlihat elegan. Hwayoung dan Sooyoung ikut membagikan undangan tersebut. Hyorin memang sengaja membawa undangan pernikahannya karena yeoja itu berpikir mungkin ini adalah saat yang tepat untuk mengundang teman-temannya.
“Aku berharap kalian bisa datang berbagi doa untukku.” ucap Hyorin.
Chukkae, Hyorin-ssi!” seorang yeoja dengan blazer hitam, Song Jieun, memberi ucapan selamat pada Hyorin.
Hyorin tersenyum dan mengangguk. Sesaat kemudian matanya bertemu pandangan dengan mata Yoochun yang duduk tepat di depannya.
Chukkae, Rin-ah ...
Semua orang tampak bergembira, kecuali Yoochun. Namja itu terlihat murung. Hanya sesekali wajahnya berusaha menyunggingkan sebuah senyum datar. Di seberangnya, Hyorin menangkap ekspresi datar milik Yoochun. Namun Hyorin berusaha mengalihkannya dengan banyak mengobrol bersama yang lainnya. Hyorin tak ingin perasaannya tambah kacau karenanya. 

Satu jam kemudian ....
Tepi Han River, setelah reuni berakhir.
Annyeong, Yoochun-ssi ..” suara lembut seorang yeoja menyadarkan lamunan Yoochun yang berdiri di tepi jembatan Han River.


Malam ini langit terlihat cerah bertabur bintang. Beberapa bintang nampak ikut memancarkan kelipnya, membuat sungai kebanggaan orang Korea itu bersinar seperti serpihan emas.
”Oh ... Hyorin-ssi ...” Yoochun menoleh ke arah yeoja yang memakai blazer berwarna kuning gading  dengan rambut tergerai itu sudah berdiri di sampingnya itu.
Reuni telah berakhir sekitar satu jam yang lalu. Setelah berpamitan satu sama lain, acara itu pun bubar dengan sendirinya. Ada yang langsung pulang ke rumahnya namun ada juga yang masih betah menikmati malam di kota Seoul, seperti Yoochun. Yoochun memilih untuk berjalan-jalan di sekitar Han River. Namja itu ingin menikmati udara malam yang sangat dirindukannya. Yoochun sering menghabiskan waktunya disini. Yoochun merasa dengan memandang air Sungai Han, hatinya sekejap menjadi tenang.
Saat tengah menatap hamparan sungai di hadapannya sambil melamun, Hyorin datang menghampirinya.
”Sudah lama ya?” ucap Hyorin tiba-tiba.
Yoochun terlihat kikuk dengan kehadiran yeoja itu. Keduanya kini berdiri di tepi jembatan Han River dengan pikirannya masing-masing yang mengembara entah kemana.
Jjinja orenmanida, Hyorin-ah ...
-Flashback-
Seoul National University, the Graduation.
Tampak jelas wajah-wajah bahagia karena telah menyelesaikan studi-nya dengan baik. Semua nampak bergembira. Semua yeoja memakai hanbok dengan style-nya masing-masing, sedangkan para namja memakai setelan jas hitam lengkap dengan dasinya. Termasuk seorang namja dengan setelan jas hitam yang sibuk berkeliling mengucapkan selamat pada sesama temannya yang juga diwisuda hari itu. Hari itu senyum pun tak lepas dari wajahnya. Tak lupa mereka saling berpesan untuk tetap menjaga persahabatan dimanapun mereka nanti.
Lalu seseorang yang amat dikenal dan hampir selalu memenuhi pikirannya tiba-tiba muncul di depannya dengan hanbok warna dominan hijau muda dan pink. Rambut hitamnya diikat di pinggir sebelah kiri lalu diberi hiasan jepit bunga lily putih. Terlihat manis. Tangan kirinya masih memegang map berisi ijazah kelulusannya beserta sebuah buket bunga mawar kecil. Wajahnya menampakkan sebuah senyum yang khas dengan sebaris giginya yang rapi. Yeoja itu, Kim Hyorin, berdiri mematung menatap Yoochun. Begitupun dengan Yoochun. Untuk sesaat ada ruang hening diantara keduanya.
Chukkae, Yoochun-ssi ....” ucap Hyorin seraya memberinya sebuah pelukan kecil.
Yoochun kikuk membalas pelukan yeoja itu.
“Kau juga, chukkae ...” balas Yoochun.
Hyorin melepaskan pelukannya dan tersenyum pada Yoochun. Tiba-tiba ada sebuah buket bunga besar muncul di hadapan Hyorin dan Yoochun, memberi sekat diantara keduanya. Hyorin terkejut, begitu pula dengan Yoochun. Seorang namja dengan setelan jas hitam yang membawa buket bunga besar berisi rangkaian mawar merah dan pink itu langsung memeluk Hyorin.
Siapa namja ini? Sepertinya aku pernah melihatnya ... tanya Yoochun dalam hatinya seraya mengamati namja yang sedang memeluk Hyorin.
Namja itu, Kim Jaejoong, melepaskan pelukannya dan melihat ke arah Yoochun.


Nugu?” tanya Jaejoong pada Hyorin.
Yoochun hanya mengangguk pelan pada namja yang belum dikenalnya itu.
Ah ...” Hyorin dengan ragu ikut melihat ke arah Yoochun.
Ah, sepertinya aku harus pergi dari sini .... Yoochun memutuskan untuk pergi dari hadapan keduanya.
Saat hendak melangkah pergi, Jaejoong malah memintanya untuk mengambil fotonya dengan Hyorin.
Jogiyo ... bisa tolong ambil gambarku dan Hyorin?”
Sekilas wajah  Hyorin menampakkan ekspresi terkejut yang sama dengan Yoochun saat mendengar permintaan namja itu. Akhirnya, dengan terpaksa Yoochun mengambil kamera di tangan namja itu dan mengarahkan kamera ke wajah keduanya.
”Senyum ... hana, dul, sit ....” Yoochun memberi aba-aba.
Hyorin berusaha menampakkan senyum sewajarnya. Hyorin menggandeng erat lengan namja itu dan menyandarkan kepala di bahunya. Hal itu membuat Yoochun sedikit gemetar saat mengambil foto keduanya karena menahan rasa gemuruh di dadanya.
Park Yoochun, kau masih saja sebodoh ini! Yoochun memarahi dirinya sendiri.
-Flashback End-
Yoochun pun tersenyum mengingat kenangan saat kelulusan itu. Saat itu, pertama kalinya Yoochun melihat Hyorin sangat akrab dengan seorang namja. Dan Yoochun baru ingat kalau namja yang bersama Hyorin kala itu adalah namja yang sama yang akan menikah dengan Hyorin minggu depan. Mungkin karena perkenalan yang singkat pula, Jaejoong juga tak ingat dengannya saat bertemu di pesta Yunho beberapa waktu yang lalu.
Ne, sejak kelulusan kita.” jawab Yoochun singkat.
Keduanya kembali terdiam. Hyorin membalikkan badannya lalu bersandar di tepi jembatan. Rambut hitamnya setengah berkibar diterpa angin. Sementara Yoochun masih tak mengalihkan pandangan matanya dari sungai yang ada di depannya.
”A ... aku ... akan menikah minggu depan.”
Deg!
Yoochun menatap Hyorin tanpa ekspresi.
Chukkae!” ucapnya singkat.
Yoochun seolah menampakkan wajah tidak peduli. Padahal dalam hatinya, Yoochun merasakan sesuatu yang sedikit menyakitkan. Ada banyak hal yang sebenarnya ingin diungkapkannya pada yeoja itu. Namun dia tak ingin Hyorin tahu, dia memilih memendam semuanya sendiri.
”Kalau ada waktu, datanglah.”
Yoochun hanya mengangguk pelan.
Geurom, aku pulang dulu ...” Hyorin pamit pulang lebih dulu.
Ne.”
Apa kau tak ingin mengatakan sesuatu padaku, Yoochun-ssi ...? Hyorin menatap namja di hadapannya dengan wajah kesal bercampur sedih.
”Selamat tinggal ...” Hyorin pun berlalu dari hadapan Yoochun.
Aku tak punya apapun untuk kukatakan padamu. Aku terlalu bodoh. Hyorin-ah, mianhe ...
Yoochun hanya mampu memandangi yeoja itu hingga punggungnya menjauh. Lalu Yoochun ikut beranjak pergi dengan mengambil arah dan jalan yang berbeda dari Hyorin.
Selamat tinggal … apa hanya itu yang bisa kuucapkan untukmu? Hyorin menengok ke belakang tepat saat Yoochun sudah pergi menjauh.
Yoochun berjalan seraya memandangi cerahnya langit malam itu
Chukkae, Rin-ah ....
***


Yoochun’s POV
Kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Kucoba memejamkan mata tapi tak bisa. Semua pikiranku tertuju pada sebuah nama. Nama seorang yeoja yang hampir kuhapus semua tentang ingatannya, tapi kini muncul lagi dengan senyum yang tak akan pernah bisa kulupakan.
Kim Hyorin, kenapa kau harus muncul lagi?
Mungkin ini adalah kebodohanku. Kenapa waktu-waktu yang pernah kulewatkan bersamanya kubiarkan begitu saja? Kenapa aku tak berani mengungkapkan perasaanku padanya. Aku menyesal tak memberitahunya saat itu juga, saat kami masih bersama.
Ya, aku sudah jatuh terlalu dalam padanya. Entah sejak kapan aku menyukai semua yang ada dalam dirinya. Aku menyukai caranya berjalan. Aku menyukai caranya tertawa. Aku merindukan saat-saat kami menghabiskan waktu untuk mendiskusikan tentang arsitektur sebuah bangunan. Ya, semasa kuliah dulu aku dan Hyorin sering berdebat tentang bagaimana kami akan membangun rumah masa depan kami masing-masing. Aku suka sekali berdiskusi dengannya karena dia adalah yeoja yang cerdas.
Tapi selama itu pula tak sekalipun aku berani mengungkapkan perasaanku yang sesungguhnya. Aku hanya bisa memandanginya dari jauh. Memang selama aku berteman dengannya, tak pernah sekalipun aku mendengar atau melihat dia berhubungan serius atau berkencan dengan namja lain. Meskipun aku tahu tak sedikit mahasiswa di kampusku yang mengejar-ngejar cintanya, tapi Hyorin tetap tak bergeming. Dia tak memperdulikannya. Mungkin dia sudah mempunyai orang yang istimewa di hatinya, tapi aku tak tahu itu siapa. Dan sejujurnya aku tak ingin tahu. Aku takut aku tak bisa menerimanya. 
Aku beralih ke meja kerjaku. Kuambil sebuah album photo yang terselip diantara tumpukan buku yang kutata rapi diatas meja. Pelan kubuka album tersebut. Dan nampaklah foto-foto yeoja yang kukagumi, Kim Hyorin.


Satu persatu kubuka lembaran album photo itu. Ada banyak moment dimana ada Hyorin didalamnya yang kuabadikan lewat kamera.

                Doushite kimi ni nani mo tsutaerarenakattan darou
                Mainichi maiban tsunotteku omoi
                Afuredasu kotoba
                Wakatteta noni
                Mou todokanai1

Tanpa sengaja mataku menangkap wedding invitation yang diberikan Hyorin kemarin saat reuni dengan teman kampus lainnya.
Ya, dia akan menikah minggu depan. Menikah.
Lalu kau akan kehilangan kesempatan itu untuk selamanya, Park Yoochun!
Kubuka lagi lembar berikutnya. Ada foto Hyorin dengan hanbok hijau muda saat wisuda. Dia terlihat ceria, dan cantik. Itu foto terakhir yang kuambil. Karena sejak kelulusan itu, aku tak pernah lagi bertemu dengannya. Kami sudah memilih jalan kami sendiri-sendiri. 
Kuusap lembut foto itu. Kubaca kata-kata dalam bahasa Jepang yang kutuliskan dibawahnya.


                Doushite kimi wo suki ni natte shimattan darou
                Donna ni toki ga nagarete mo kimi wa zutto
                Koko ni iru to omotteta noni
                Mou kaerenai2

Aku sampai pada lembar terakhir yang ternyata masih kosong. Hanya ada foto Hyorin sedang duduk sambil menopang dagu. Aku ingat, saat itu Hyorin sedang berkumpul dengan teman-temannya di taman kampus. Dan Hyorin tidak sadar kalau aku sedang mengambil gambarnya. Hasilnya? Aku menyukai ekspresi lepasnya. Sungguh, dia terlihat sangat cantik. Membuatku selalu rindu akan senyuman di wajahnya. Sampai kapanpun aku tak akan pernah lupa senyum itu.
Senyum yang mungkin .... bukan untukku.


 Kuambil pena lalu aku mulai menulis diatasnya.

                niga haengbokhal su itdamyeon geuman ije geuman3

***

Hyorin’s POV
Aku tengah memandangi sebuah foto polaroid yang hampir usang. Aku hampir lupa kapan foto ini diambil, sudah lama. Fotoku dengan seorang namja. Foto yang diambil saat kami masih melalui masa-masa kampus bersama. Aku ingat saat itu kami tengah membahas tugas kuliah bersama di taman kampus. Aku tertawa melihat pose kami yang agak kaku. 


Yoochunnie memang kaku ...
Aku teringat kembali saat kami masih bersama menjalani aktivitas kami sebagai mahasiswa di Seoul National University, universitas terpopuler di Korea. Meski bukan tetangga dekat tapi aku sudah mengenalnya sejak masih SMA. Saat itu kami sama-sama bergabung di klub majalah sekolah. Yoochun sebagai ketuanya dan aku sekretarisnya. Ya begitulah, aku dan Yoochun sama-sama menyukai dunia menulis. Jadi sebenarnya tidak mengherankan kalau akhirnya aku lebih memilih berkutat di dunia penulisan ketimbang dunia arsitektur. Yoochun sendiri, meskipun dia bekerja sebagai arsitek di sebuah perusahaan asing tapi dia masih aktif menulis. Buktinya, novel yang dibuatnya akan diterbitkan oleh perusahaanku.
Lalu kebetulan aku dan Yoochun sama-sama meneruskan studi kami di jurusan arsitektur. Otomatis kami banyak menghabiskan waktu bersama. Kami sering mendiskusikan berbagai macam hal yang berkaitan dengan dunia arsitektur.
Dan sepertinya aku sudah jatuh cinta padanya. Setiap kali bersamanya, kurasakan jantungku berdebar lebih kencang. Tapi aku malu untuk mengungkapkannya. Aku hanya diam saja hingga suatu ketika kutemukan sebuah diktat di perpustakaan kampus. Ketika kubuka, ada selembar foto jatuh. Dan betapa terkejutnya aku ketika aku tahu bahwa foto yang terselip dalam diktat itu adalah fotoku. Ternyata diktat itu adalah milik Yoochun! Aku sempat berpikir untuk apa dia menyimpan fotoku. Apalagi foto itu sepertinya dia mengambilnya diam-diam, saat aku sedang tersenyum sambil menopang dagu.
Aku tak pernah tahu bagaimana perasaan Yoochun yang sebenarnya, bahkan sampai detik ini. Selembar foto tak mampu membuktikan apa-apa. Yoochun pun tak pernah mengatakan apapun. Dan aku juga tak ingin berharap terlalu tinggi. Aku takut jatuh dan sakit. Akhirnya perlahan aku mencoba melupakan semuanya. Semua kenanganku dengan Yoochun. Kutinggalkan dunia arsitektur yang kucintai. Kuputuskan untuk berkonsentrasi di dunia penulisan. Aku berusaha menghilangkan semua ingatanku tentang namja itu dengan menulis. Hingga aku bertemu dengan seseorang yang mampu meluluhkan hatiku.
Seseorang itu, Kim Jaejoong, namja yang akan menikah denganku minggu depan. Jaejoong Oppa, seseorang yang dulu kutolak mentah-mentah tapi dia tak berhenti untuk menyerah. Aku pernah bilang padanya kalau aku tak bisa mencintainya dengan baik tapi dia bilang dia akan menungguku. Kapanpun itu. Dia tidak pernah memaksaku untuk mencintainya tapi semua perhatiannya membuatku akhirnya jatuh cinta padanya. Dia seperti malaikat bagiku. Dia yang membantuku untuk melupakan semuanya. Melupakan sesuatu yang menyakitkan tentang masa lalu.
Aku memutuskan untuk menerima lamaran Jaejoong dan menikah dengannya. Dia namja yang baik, aku tak ingin menyakitinya. Dia terlalu baik untuk disakiti. Dulu aku hampir putus asa dengan perasaanku, tapi perlahan aku mencoba untuk menumbuhkan perasaanku padanya. Pelan-pelan aku mulai merasakan bahwa aku sering merindukannya, entah sejak kapan itu. Aku merindukan semua candanya ketika dia mulai sibuk dengan pekerjaannya. Ketika dalam seminggu dia hanya bisa menemuiku satu kali saja. Tapi meskipun begitu, Jaejoong tak pernah lupa mengirimiku pesan lewat sms atau telepon. Setiap pagi dia pasti membangunkanku dengan teleponnya. Aku sampai berpikir lucu apa dia tak bosan setiap pagi selalu meneleponku hanya untuk mengucapkan “selamat pagi”. Mungkin itu juga yang akhirnya membuatku luluh. Aku sadar bahwa dia begitu mencintaiku dan aku tak mungkin mengabaikan cintanya begitu saja.
Beep. Beep.
Ada pesan masuk diponselku. Kulihat nama pengirimnya. Jaejoong Oppa.

                Kau sudah makan?
                Aku baru saja pulang.
                Aku merindukanmu, uri koyangi ...
                ^^

Aku tersenyum membacanya. Kubalas pesannya.

                Istirahatlah, Oppa.
                Aku juga merindukanmu ...
                ^^

Sent.
Tiba-tiba mataku tertuju pada cincin yang melingkar di jari manisku. Cincin yang Jaejoong berikan saat melamarku di Namsan Seoul Tower waktu itu. Jaejoong yang humoris tapi sangat romantis. Dia selalu tahu bagaimana cara membuatku terharu dengan semua kejutan dan perhatian yang dia berikan. Dia selalu tahu bagaimana cara membuatku tertawa. Dia selalu terlihat dewasa dan .... tampan! 
Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menyakiti perasaannya. Aku sudah berjanji eomma-nya untuk mencintai Jaejoong sepenuh hati. Aku tahu itu sulit tapi pelan-pelan aku mencoba menguatkan perasaanku padanya.
Aku teringat sesuatu. Kuambil sebuah kotak di laci meja sebelah tempat tidur. Kubuka kotak itu. Lalu nampaklah sebuah gulungan syal berwarna merah menyala. Syal yang kurajut sendiri saat kuliah dulu. Kuingat lagi bagaimana aku merajutnya siang malam tanpa henti. Bahkan jari-jariku sampai terluka karenanya. Syal yang ingin kuberikan pada seseorang tapi sampai sekarang masih tertahan di laci kamarku. Aku tak lagi berniat untuk memberikannya pada orang itu.
Kupandangi syal merah itu.
Park Yoochun, babo!
***

Jaejoong’s POV
Hal yang paling sulit di dunia ini adalah memenangkan hati seseorang.
Kusandarkan kepalaku di kursi seraya menatap langit-langit ruang kantorku. Aku masih di kantor, entah kenapa rasanya aku belum ingin pulang. Beberapa pegawai lain juga masih sibuk dengan pekerjaannya. Seharian ini pikiranku agak kacau. Mungkin ini yang namanya sindrom prewedding. Rasanya degup jantungku makin hari makin kencang saja.


Hyorin-ah, kenapa aku harus jatuh cinta padamu ....?
Jaejoong menghembuskan nafasnya pelan.
Kau jahat Hyorin-ah, kau sudah menjeratku dengan rantai yang tak bisa kulepaskan ....

TO BE CONTINUED ....

Mianhe, aku buat jadi 3 part .... XD
Karena aku pikir biar readers gak kelamaan nunggunya.
Juga biar gak kepanjangan.
Semoga part 3 bisa kuposting besok.
Part 3 akan kujadikan ending yang baik.

terima kasih atas kesetiannya membaca tulisan-tulisan justhyolyn :)


Diksi :
Jeongmal yeppeoyo : benar-benar cantik
Otteyo : bagaimana
Appa : ayah
Chukkae : selamat
Jjinja orenmanida : benar-benar lama tidak berjumpa
Nugu : siapa
Jogiyo : kau yang disitu/ permisi
Geurom : kalau begitu
uri : kami
koyangi : kucing
babo : bodoh

Footnote :
1Lirik lagu Doushite-nya DBSK
Why couldn't I call out to you at all?
Every day and night growing emotions
And words overflow
But I realized that
They'd never reach you again

2Lirik lagu Doushite-nya DBSK
Why did I end up falling for you?
No matter how much time has passed
I still thought you were right here
Now we can't turn back

3Jika kau bisa bahagia, aku akan berhenti sekarang ... berhenti.



Senin, 12 Agustus 2013

[attention] kalau Readers gak baca ini, bakalan nyesel deh XD .... beneran!


annyeong, readers ^^

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1434 H
Semoga kita bisa ketemu lagi dengan Ramadhan tahun depan.
aamiin.

Readers ....

buat yang udah nunggu lama lanjutan chapter 4 fanfic ICTLY,
mianhe aku baru bisa nyelesein sekarang.
maaf, kemarin banyak kerjaan dan banyak malesnya hahahaha

ini sekarang lagi coba ngebut semua FF sebelum aku go out dari Jawa.
(kalau aku mampu siiiiiih :D)
Kalau readers banyak komen, ngasih saran atau apalah, mengkritisi dsbnya, 
aku bakalan lebih semangat nulisnya.

Soalnya aku gak janji kalau ntar udah di tempat baru (luar Jawa) bakalan sering2 posting.
(kayana aku bakal sibuk dan jarang online)


jadi kalau readers pengen segera baca lanjutan tiap fanfic-ku, 
PLEASE DON'T BE SILENT READERS!
aku kan juga pengen selain traffic kunjungan blog meningkat, komennya juga -_____-a


beneran loh, sebelum aku banyak sibuknya mulai tanggal 20-an besok :D


selamat membaca, selamat menikmati.
jangan lupa komennya yah.
semoga berkenan.

untuk FF I Choose To Love You Chapter 4 silahkan baca part A disini dan part B disini.

mau baca fanfic justhyolyn lainnya?
silahkan temukan update-annya DISINI.
^^

please, don't be silent readers!

komen kalian membuat justhyolyn semangat meneruskan lanjutan ceritanya wkwkkwkwkwk


salam,

[FF] I Choose To Love You – Chapter 4 part B


Judul : I Choose To Love You

Genre : romance, friendship
Author/Disclaimer : justhyolyn
Length : Series

Main Cast :
Kim Hyojung (Hyorin), Cho Kyuhyun (Kyuhyun), Lee Donghae (Donghae)

Other Cast :
Member Super Junior (Eunhyuk, Leeteuk, Yesung, Ryewook, Sungmin)
Member Sistar (Bora, Soyou, Dasom)

Seluruh isi fanfic ini adalah murni ide dan tulisan justhyolyn.
Don’t like, Don’t read, Don’t bash!

Yang belum baca chapter 1, 2, 3, 4A silahkan baca disini.

Are you enjoyed this fanfic?
:’(

Please, don’t be silent readers!

Happy reading!

CHAPTER 4 
Part B

Aku duduk di dekat tangga sembari menunggu penjurian antara aku dan Hyorin. Aku tampil sebelumnya dengan lagu hit Nam Jin ahjussi yang berjudul With You. Aku tidak terlalu berharap menang tapi setidaknya aku sudah berusaha maksimal. Entahlah, malam ini perasaanku agak kacau.
Setelah selesai, Hyorin menuruni tangga panggung dengan langkah agak pelan. Kulihat wajahnya mulai penuh dengan cucuran keringat dingin dan agak sedikit pucat. Sepertinya dia kelelahan, energinya terkuras habis karena dia menyanyi sambil menari padahal kondisi tubuhnya sedang tidak fit.
Tiba-tiba ...
Brukkk!!!
Tubuh Hyorin hampir saja jatuh ke lantai kalau aku tak segera menangkapnya.
Eonni!” Soyou dan Dasom yang malam itu memang datang untuk melihat penampilan Hyorin ikut kaget melihat leadernya pingsan.
Kukira tadinya Hyorin hanya sekedar kelelahan saja tapi ternyata Hyorin benar-benar pingsan. Beberapa orang di sekitarku ikut panik melihatnya. Tapi untungnya Shindong Yeop ahjussi mampu mengkondisikan acara dengan baik. Diselingi joke-joke segar miliknya, MC populer di Korea itu menjelaskan pada para penonton bahwa kondisi Hyorin tidak terlalu mengkhawatirkan.
Segera kubawa Hyorin ke waiting room Immortal Song 2 diikuti Soyou dan Dasom dibelakangku. Kutidurkan tubuh yeoja itu di sofa dengan pelan. Hyorin masih belum sadar dari pingsannya. Dan itu membuatku agak panik. Aku takut terjadi sesuatu padanya.
Eonni, sadarlah!”
Dasom mendekatkan botol minyak angin ke dekat hidung Hyorin agar yeoja itu segera sadar dari pingsannya. Soyou ikut mengipasinya untuk memberi udara di sekitar Hyorin.
Dan aku? Aku hanya diam saja memandanginya. Tanganku ingin menepuk lembut pipinya agar yeoja itu segera sadar tapi aku tak berani. Akhirnya aku hanya bisa berdiri mematung memandanginya.
Hyorin, jebal ... sadarlah!
*****

Seoul Hospital.

              Hyorin-ah, mianhe ... aku harus pergi.
              Gajima, Oppa!
              .......

Hyorin terbangun.
Aku melihatmu dalam mimpiku ... Kenapa kau selalu datang dalam mimpiku ...? Kenapa bukan orang lain?
Matanya menatap langit-langit kamar.
Ah, ini dimana? batinnya dalam hati.
Tangan kanannya mengusap kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. Dahinya masih terasa hangat.
Bukankah tadi aku sedang perform di Immortal Song 2 .... Kenapa aku disini? Hyorin mulai mengingat sesuatu.
Yeoja itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan serba putih itu. Matanya menangkap sosok yang sangat familiar sedang tertidur dalam posisi duduk di tepi ranjang. Hyorin bangun dan duduk memandangi namja di sebelahnya. Dilihatnya namja itu, Donghae, tertidur di dekatnya. Sepertinya dia kelelahan menunggu Hyorin sadar dari pingsannya. Dipandanginya wajah pulas Donghae. Lalu tanpa sadar, tangan Hyorin bergerak maju mengusap pelan kepala namja itu.
“Ah! Kau sudah sadar?” Donghae yang baru memejamkan matanya sekitar dua menit yang lalu karena saking lelahnya, terbangun ketika merasakan usapan lembut di kepalanya.
Hyorin hanya diam memandanginya. Tangannya bergerak mundur berhenti mengusap kepala namja itu, namun Donghae malah menahannya.
“Jangan berhenti ...”
Deg!
Hyorin terdiam mendengarnya. Donghae malah memegang tangan Hyorin dan menempelkannya di pipi.
Oppa ....
Ingatan Hyorin melayang saat Donghae mengakui perasaannya untuk pertama kalinya.
-Flashback-
Dalam perjalanan menuju Supermaket dekat dorm Sistar.
Hyorin memutuskan untuk keluar membeli minuman kaleng yang lupa dibeli oleh Dasom siang itu untuk pesta kecil merayakan ulang tahun Hyorin. Lalu tanpa diperintah Donghae menawarkan dirinya untuk menemani Hyorin. Di tengah perjalanan menuju supermarket, Donghae menyatakan cintanya pada Hyorin.
”Aku serius, Hyo ...”
Ucapan Donghae barusan membuat langkah Hyorin terhenti. Hatinya mulai berdebar kencang. Hyorin tak berani membalikkan badan. Donghae juga masih berdiri di tempatnya.
”Aku mencintaimu, Hyo ...”
Buket bunga yang dibawa Hyorin jatuh. Yeoja itu benar-benar membeku kali ini mendengar pengakuan cinta Donghae.
Apa dia bilang? Dia mencintaiku ....? Aku ...?? Hyorin masih tak percaya.
“A … apa maksudmu, Oppa?”
Hyorin masih tak berani membalikkan badannya untuk sekedar menatap namja itu.
Sarang han dago, Hyorin-ah ...”
Sarang ...?
Tiba-tiba Donghae memegang tangan Hyorin dari belakang. Hyorin berbalik. Keduanya saling bertatapan.
“A ... aku ....”
Entah kenapa seketika bayangan wajah Kyuhyun muncul di hadapannya.
Tuhan, apa ini? Kenapa wajah Kyuhyun yang muncul di hadapanku? batin Hyorin dalam hatinya.
“Aku tak pernah seperti ini sebelumnya. Aku tidak tahu kenapa. Tapi ... setiap kali melihatmu, hatiku merasa tenang dan bahagia. Aku selalu ingin bertemu denganmu. Dan rasanya sakit sekali melihatmu bisa tertawa dengan namja lain. Aku hanya ingin kau tertawa untukku. Aku tahu itu egois, tapi ... aku tak bisa menahan perasaanku sendiri. Aku sudah jatuh terlalu dalam. Aku ... aku tak bisa membohongi diriku sendiri. Aku menyukaimu, aku menyukaimu, aku .... benar-benar mencintaimu. Aku tahu ini terlalu jauh tapi aku ingin ... kelak kau menjadi eomma dari anak-anakku. Aku mungkin bisa mati jika tak bersamamu ... Jangan tinggalkan aku, Hyorin-ah ...”
Hyorin terpana mendengar semua yang dikatakan Donghae. Hyorin tak mengira kalau perasaan Donghae sudah sejauh ini padanya. Hyorin mengingat kembali semua perhatian yang selama ini Donghae berikan padanya.
Jadi selama ini ....
“A ... apa .... kk ... kau mau meng ... mengisi separuh hatiku ... yang kosong ini?” tanya Donghae dengan nada gugup.
Hyorin memandang jauh ke dalam mata namja di hadapannya dan ia bisa melihat ketulusan namja itu.
Tuhan, aku harus menjawab apa? Hyorin gelisah dengan perasaannya sendiri.
“Aku ingin kau menjadi yeojachingu .... ku.”
Hyorin masih terdiam. Dia bingung harus menjawab apa. Semua perasaannya campur aduk menjadi satu. Hyorin masih bingung menerjemahkan perasaannya sendiri. Hyorin takut jika ternyata perasaannya pada namja itu bukan perasaan seorang yeoja pada namja. Hyorin takut menyakiti hati namja itu.
“Kamu satu-satunya orang yang ingin aku lindungi ...” ucap Donghae seraya menggenggam tangan Hyorin.
Oppa ...”


Tanpa sadar, tubuh Hyorin maju memeluk Donghae.
Jess!
Ini pertama kalinya mereka berpelukan dengan hangat. Donghae memang kaget tapi segera dibalasnya pelukan yeoja itu dengan lebih erat.
Apa ini jawabanmu, Rin-ah?
Keduanya berpelukan lama sekali.
“Berjanjilah untuk melindungiku, Oppa ...”
Masing-masing tenggelam dalam perasaannya masing-masing.
Oppa, mianheyo .... aku sudah jahat padamu ... Mianhe .... Aku memelukmu karena aku tak ingin kau tahu perasaanku yang sebenarnya.
Hyorin memejamkan matanya dengan buliran bening mengalir di pipinya.
Gomawo, Rin-ah ... Donghae tersenyum mengusap lembut kepala Hyorin.
-Flashback End-
“Jangan sakit lagi ... Aku tak mau melihatmu sakit.”
Hyorin, namja sebaik ini kenapa kau malah menatap namja lain? Hyorin memarahi dirinya sendiri.
Oppa, sejak kapan kau disini?” tanya Hyorin mengalihkan perhatian Donghae.
“Sejak aku tahu kau jatuh di panggung.”
Harusnya aku tahu hanya dia yang akan datang menemaniku di saat seperti ini ...
“Kau tidak ada schedule?”
“Ada.” jawab Donghae singkat.
“Lalu kenapa kau malah disini?”
Donghae tersenyum menatap Hyorin.
“Karena aku ingin menemanimu.”
Sebenarnya hari ini schedule Donghae penuh bahkan sampai tengah malam nanti. Ada jadwal perform dengan Super Junior di tiga tempat berbeda serta jadwal photoshoot dan siaran radio bersama Eunhyuk di Sukira FM. Tapi Donghae meminta pada manajernya untuk sekali ini saja absen. Donghae bilang dia ada urusan penting yang tidak bisa ditinggalkannya.
"Oppa, jangan memaksakan dirimu untukku."
Donghae maju mendekatkan wajahnya pada Hyorin. 
"Apa aku tak boleh menemani yeojachingu-ku?"
Yeojachingu ...? Hyorin menghembuskan napasnya pelan.
“Kau mau kukupaskan apel?” Donghae beranjak dari tempat duduknya lalu mengambil apel merah di meja.
Hyorin hanya mengangguk. Lalu Donghae mengambil pisau kecil di atas meja dan mulai mengupas apel tersebut.
Tapi kenapa aku mengharapkan orang lain yang mengupas apel itu untukku ... Hyorin-ah, sadarlah! Hyorin diam memandangi Donghae yang mengupas apel di sampingnya.
Donghae mengambil piring kecil lalu memotong apel yang sudah dikupasnya itu menjadi bentuk dadu kecil. Dan tanpa ragu-ragu Donghae menyuapkan potongan apel itu ke mulut Hyorin.
Oppa ....” Hyorin memandangi Donghae dengan mulut masih mengunyah buah apel.
Ne?”
Tuhan, tolong beri aku keyakinan .... pinta Hyorin dalam hatinya.
Gomawo ...”
Donghae menatap Hyorin dengan pandangan lembut. Lalu kembali menggenggam erat tangan yeoja itu.
Aku bisa menggenggam tanganmu, tapi kenapa aku merasa itu bukan untukku ... Rin-ah ?
*****

Hyorin’s POV
Dorm Sistar. 
”Istirahatlah sampai kau benar-benar sembuh.”
Aku hanya tersenyum tipis. Lalu Donghae Oppa menarik selimutku lebih tinggi.
”Hyorin-ah ... jangan membuatku khawatir lagi. Jebal ....” Donghae Oppa menggenggam erat kedua tanganku.
Oppa, tenanglah. Gwenchanayo ...”
Aku pulang ke dorm hari ini juga. Aku bilang padanya kalau aku sudah baikan. Aku tidak mau berlama-lama di rumah sakit. Schedule-ku sedang padat-padatnya dan aku tak mungkin meninggalkannya begitu saja. Aku harus profesional. Aku hanya perlu mendapat sedikit treatment dokter dan sekarang aku merasa sudah sembuh.
Mulanya Donghae Oppa memarahiku karena aku terlalu memikirkan pekerjaan daripada kesehatanku sendiri. Tapi akhirnya dia mengalah dan mengantarku pulang ke dorm setelah mengurus beberapa administrasi rumah sakit.
Geurom ... aku pulang dulu.”
Donghae Oppa pamit pulang padaku setelah memastikan aku akan istirahat di dorm. Dia bahkan berpesan pada Soyou untuk menjagaku dan tidak mengijinkanku keluar dorm sampai aku benar-benar sembuh. Dia sangat perhatian padaku. Aku jadi sedikit merasa bersalah karena tidak bisa membalas perhatiannya dengan cara yang lebih baik.
Setelah Donghae Oppa pulang, aku hanya tiduran di kamar. Panasku sudah turun. Hanya saja masih terasa sedikit pusing dan tenggorokanku juga masih agak sakit untuk menelan. Tapi dokter sudah memberiku beberapa obat dan vitamin untuk mengurangi rasa sakitku.
Tiba-tiba Soyou datang ke kamar membawa nampan berisi air putih dan obat yang harus kuminum.
Eonni, kelihatannya Kyuhyun Oppa menyukaimu.”
Aku tersedak mendengar ucapan Soyou.
Mwo? Kau ini bicara apa!” sangkalku.
Eonni, kau ini bodoh atau pura-pura bodoh?” Dasom muncul membawakan sepiring apel yang sudah dikupas dan dipotong olehnya.
Geez! Bocah ini seenaknya bilang aku bodoh ... gerutuku dalam hati.
Mwoeson suriya?” aku pura-pura tak mengerti.
Dasom dan Soyou saling berpandangan.
Eonni, kau .... tidak tahu?” tanya Soyou sambil menatap tajam ke arahku.
Mwo? Mwoya?”
Dasom berdiri di depan pintu kamarku hendak keluar.
”Tadi Kyuhyun Oppa datang ke Rumah Sakit, tapi melihat kau bersama Donghae Oppa akhirnya dia tak jadi masuk.”


Hah? Jadi tadi dia datang menjengukku?
”Maksudmu apa?”
Kali ini aku benar-benar tak paham dengan pembicaraan mereka. Kupikir mereka hanya ingin menggodaku saja. Selama ini Dasom dan Soyou sering menggodaku dengan Kyuhyun. Mereka bilang tatapan Kyuhyun saat melihatku terasa berbeda. Itu seperti tatapan seorang namjachingu pada yeojachingunya. Dan setiap kali mereka menggodaku, membuat perasaanku makin tak karuan. Aku jadi makin frustasi memikirkannya. Tapi aku selalu menyangkalnya. Karena memang tidak ada yang istimewa diantara kami.
”Apa kau juga tak tahu kalau yang membawamu ke Rumah Sakit itu … Kyuhyun?” tanya Soyou hati-hati.
”Eh??” aku kaget dengan pertanyaan Soyou.
”Dia kelihatan sangat khawatir melihatmu tidak sadar juga ...”
Jadi ...?
Aku beranjak dari tempat tidurku. Kuambil jaket tebal di belakang pintu kamar. Ponsel kumasukkan dalam saku.
”Ya! Eonni! Kau mau kemana?” seru Soyou melihatku terburu-buru.
”Aku harus pergi.” sahutku tanpa menoleh.
Aku tak memperdulikan larangan Soyou dan Dasom. Sepertinya Soyou marah melihatku pergi begitu saja. Apalagi tadi Donghae berpesan padanya untuk menjagaku. Manajer juga bilang padaku untuk tidak pergi kemana-mana sampai aku benar-benar sembuh. Tapi aku tidak peduli.
Eonni, kau mau kemana?” Dasom ikut bertanya melihatku terburu-buru keluar dorm.
Annyeong!” ucapku singkat.
Eonni! Aku bisa dibunuh manajer!”
Kali ini aku harus menemui seseorang.
Mianhe, Oppa .... aku salah sangka ...
*****

Kyuhyun’s POV
Grand Hyatt Ice Skating Rink, tengah malam.
Aku sedang berputar-putar di arena ice skating, Grand Hyatt Ice Skating Rink tepatnya. Tempat favoritku saat sedang merasa kacau. Ya, hari ini aku sedang merasa kacau. Dan aku hanya berputar-putar disini sejak satu jam yang lalu. Arena ice skating ini sudah sepi karena sudah hampir tengah malam. Hanya ada beberapa petugas yang berjaga.
Namun kedatangan seseorang mengejutkanku.
“Kyuhyun-ssi ...” ucapnya dengan nada terengah-engah.
Aku menoleh.
Darimana dia tahu kalau aku disini? aku segera meluncur mendekatinya.
“Hyorin!”
Yeoja itu, Kim Hyorin, kenapa tiba-tiba menyusulku kesini? Nafasnya sedikit memburu. Sepertinya dia setengah berlari datang kesini.
“Hyorin, ada apa?” tanyaku.
Hyorin hanya menatapku tanpa menjawab pertanyaanku.
“Kau sudah sembuh?” kuraba dahinya, masih terasa hangat.
Wajahnya sedikit memerah, mungkin karena demamnya belum turun sepenuhnya. Dia juga kelihatan menggigil kedinginan. Apalagi udara malam ini memang sedang dingin-dinginnya. Ditambah kondisi badannya yang sedang tidak fit.
Babo!” seruku.
Tapi Hyorin masih saja diam. Aku tak tahu kenapa dengan anak itu. Dia hanya menatapku tanpa berkata apa-apa. Itu malah membuatku khawatir.
“Kau bisa sakit!” aku benar-benar mengkhawatirkan keadaannya.
Mata Hyorin terlihat berkaca-kaca. Tapi dengan segera yeoja itu menundukkan wajahnya, menghindari tatapanku.
“Hyorin-ah, gwenchana?” tanyaku sambil memegang pundaknya.
Geez, anak ini! Hanya diam saja, malah membuatku makin bingung dan khawatir.
“Kyuhyun-ssi, mianheyo ....” ucapnya tiba-tiba.
“Eh?”
Hyorin mendongak. Mata kami saling bertatapan.
“Kenapa ... kau pergi begitu saja? Apa kau tak khawatir padaku?”
“Eh?”
Kali ini aku mirip orang bodoh. Aku mencoba mencerna kata-katanya.
“Kenapa kau tak datang ke rumah sakit?”
“Ah, igeo ...”
-Flashback-
Seoul Hospital, Ruang Tunggu.
Aku duduk seperti patung. Kedua tanganku saling menggenggam erat. Entah berapa lama aku sudah duduk disini. Pikiranku mulai kacau. Dalam hati aku terus berdoa untuk seorang yeoja yang sedang terbaring di dalam.
Aku masih duduk di ruang tunggu rumah sakit terbesar di Seoul ini. Aku terpaksa membawa yeoja itu ke rumah sakit karena demamnya makin tinggi dan dia belum sadar juga dari pingsannya. Aku benar-benar khawatir. Sampai-sampai Immortal Song 2 kutinggalkan begitu saja.
Hyorin, seharusnya kau tak perlu memaksakan diri seperti ini ...
Hyorin sudah dipindahkan ke kamar biasa setelah tadi sempat diperiksa di UGD. Dokter bilang kalau keadaannya sudah membaik. Demamnya sudah mulai turun, hanya saja Hyorin belum sadar sepenuhnya.
Oppa, makanlah lebih dulu.” Soyou datang membuyarkan lamunanku.
Soyou tadi ikut bersamaku mengantar Hyorin ke rumah sakit. Sementara Dasom kembali ke dorm untuk mengambil beberapa perlengkapan Hyorin. Sementara Soyou membeli makan di kantin rumah sakit, aku menunggui Hyorin.
“Ah, geurom. Aku keluar sebentar.”
Dan karena Soyou sudah datang, aku pamit padanya untuk keluar sebentar membeli buah-buahan.
Dua puluh lima menit kemudian ...
Aku berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Tangan kananku membawa sekeranjang sagwa merah segar. Aku tahu diantara semua jenis buah-buahan, Hyorin paling suka apel merah. Tadi kulihat toko buah di seberang rumah sakit ini masih buka dan tanpa menunggu waktu lama aku minta kepada pemilik toko untuk memberikanku sekeranjang apel merah segar.
Langkahku terhenti di depan pintu kamar tempat Hyorin dirawat. Tanganku menggantung di gagang pintu karena melihat sebuah pemandangan yang agak menyakitkan bagiku. Pintu kamar setengah terbuka jadi aku bisa mendengar dengan jelas pembicaraan mereka, Hyorin dan Donghae. Soyou entah kemana, mungkin sedang keluar.
Hyorin sudah sadar dan bangun.
Kenapa bukan aku yang pertama kali melihatnya sadar? keluhku dalam hati.
“Jangan sakit lagi ... Aku tak mau melihatmu sakit.”


Kulihat Donghae menggenggam erat tangan Hyorin.
Kau begitu dekat, tapi kenapa aku tak bisa menggapaimu? aku tak pernah punya keberanian untuk mengungkapkan semua perasaanku dengan tulus.
Oppa, sejak kapan kau disini?”
Harusnya aku yang berada disana sekarang .... batinku.
“Kau tidak ada schedule?” tanya Hyorin lagi.
“Ada.”
Aku tahu betul hari ini schedule Donghae penuh bahkan sampai tengah malam nanti. Ada jadwal show dengan Super Junior di tiga tempat berbeda, aku juga ikut didalamnya. Setelah itu Donghae juga ada sesi pemotretan pribadi untuk sebuah majalah fashion dan malam ini harusnya anak itu ada di Sukira FM bersama Eunhyuk. Tapi sepertinya Donghae tidak peduli dengan jadwalnya yang padat. Dia bahkan datang untuk menunggui Hyorin.
“Lalu kenapa kau malah disini?” sepertinya Hyorin penasaran kenapa Donghae malah mementingkan dirinya ketimbang pekerjaannya.
“Karena aku ingin menemanimu.”
Aku kaget ketika kulihat tiba-tiba Donghae maju mendekatkan wajahnya pada Hyorin. Geez ... !
"Apa aku tak boleh menemani yeojachingu-ku?"
Yeojachingu ...? 
Donghae mengambil piring kecil lalu memotong apel yang sudah dikupasnya itu menjadi bentuk dadu kecil. Dan tanpa ragu-ragu Donghae menyuapkan potongan apel itu ke mulut Hyorin.
Ah, aku tak sanggup melihatnya lagi.
Kuputuskan untuk pergi dari sana. Namun ketika aku membalikkan badanku, kedatangan seseorang mengejutkanku. Dasom, magnae Sistar.
Oppa, kau tidak masuk?” tanya Dasom yang melihatku hendak pergi dari situ.
Dasom baru saja datang. Tangan kanannya membawa tas kecil berisi perlengkapan Hyorin.
“Ah tidak, aku masih ada urusan.” jawabku berbohong seraya memberikan keranjang apel yang kubeli tadi padanya.
Dasom mengernyitkan dahinya.        
“Tolong jangan bilang padanya kalau aku kesini.” pesanku padanya.
Aku melangkahkan kakiku meninggalkan kamar tempat Hyorin dirawat. Mungkin Dasom tahu kenapa aku pergi begitu saja tanpa masuk menengok Hyorin. Tapi biarlah, aku tak mau mengganggu waktu Hyorin dan Donghae. Aku tak ingin merusak waktu mereka.
Hyorin, semoga kau cepat sembuh ....
-Flashback End-
Mianhe, aku ....”
“Kenapa kau yang minta maaf?”
Kami saling bertatapan.
”Aku yang sudah membuat harimu menjadi berat, Hyo ...” ucapku dengan nada gemetar.
Anii ... ” Hyorin tidak melanjutkan kata-katanya tapi malah menatapku dengan pandangan sedih.
Kami seperti berada dalam situasi yang sulit. Aku memang tak tahu bagaimana perasaan yeoja itu yang sebenarnya. Tapi aku juga terlalu bodoh untuk tak pernah memberitahunya tentang perasaanku yang sesungguhnya. Aku tak pernah punya keberanian.
Kau begitu dekat, tapi kenapa aku tak bisa menggapaimu? ingin rasanya aku menggenggam erat kedua tangan itu.
Jebal igeon hajima ...” ucapnya tiba-tiba.
Aku tersentak kaget mendengarnya. Aku tidak tahu apa maksud dari kata-katanya. Namun entah kenapa, tiba-tiba aku bertanya tentang perasaannya sesungguhnya.
”Hyorin-ah, apa ... kk .... kau benar-benar mencintai Donghae hyung?”
Kulihat ekspresi terkejut di wajahnya demi mendengar pertanyaanku. Lalu dia hanya diam mematung menatapku.
”A ... aku ....”
Sungguh, aku tak ingin mendengar apapun .... tiba-tiba aku menyesali pertanyaanku tadi.
Angin malam ini berhembus lebih kencang.
*****

Donghae’s POV
Dorm Super Junior.
Wasso?” tanya Eunhyuk yang melihatku sudah pulang.
Aku melepas jaket dan merebahkan badanku di sofa. Eunhyuk dan Ryewook masih betah di depan televisi. Kulihat sekilas Leeteuk hyung sudah tidur di kamarnya karena kelelahan setelah jadwalnya yang padat seharian tadi. Member yang lain entah kemana, aku tak terlalu memperhatikan.
“Darimana saja kau?”
Sungmin dan Yesung hyung tiba-tiba muncul dari dapur membawa beberapa cangkir kopi.
”Ah ... hanya mampir dari tempat seseorang.” jawabku sekenanya.
Kupejamkan mataku.
“Hae-ya ... kau sudah melihat MV-nya?” tanya Eunhyuk tanpa menoleh padaku.
Ryewook menyeruput kopi yang dibawa Sungmin tadi.
Hmm ...” jawabku singkat.
“Kau kenapa, Hae? Kau sakit?” Eunhyuk meraba dahiku.
Aku hanya diam saja, pikiranku melayang entah kemana.
-Flashback-
Aku sedang mengendarai Audi A5 milikku ketika kulihat Hyorin tengah masuk ke dalam sebuah taksi. Tanpa berpikir panjang aku segera memutar balik dan mengikuti taksi yang ditumpangi Hyorin itu. Aku penasaran kemana dia pergi malam-malam begini.
Bocah itu, sudah kubilang untuk diam saja, istirahat di dorm ....
Sebenarnya aku baru saja pulang dari dorm Sistar, setelah memastikan Hyorin sudah istirahat di kamarnya. Aku sangat kaget saat mengetahui Hyorin pingsan saat masih recording Immortal Song 2 di gedung KBS. Leeteuk yang memberitahuku, dia bilang Soyou yang mengabarinya kalau saat itu dia sedang dalam perjalanan mengantarkan Hyorin ke rumah sakit. Saat itu aku dan beberapa member Super Junior sedang ada show offair salah satu event di daerah Gangnam. Selama perform aku tidak bisa konsentrasi karena pikiranku sudah tidak fokus lagi. Setelah selesai, aku pamit pada manajer dan member Super Junior lain. Aku langsung menuju Seoul Hospital, tempat Hyorin dirawat. Saat aku tiba disana, Hyorin belum juga sadar. Demamnya tinggi sekali. Aku sampai takut kalau terjadi sesuatu yang lebih parah darinya.
Yeoja itu, kadang terlalu memikirkan pekerjaannya ketimbang kesehatannya sendiri. Aku tahu dia berusaha bersikap profesional tapi aku sering gemas sendiri melihatnya. Apalagi kalau sudah sakit begini. Membuatku cemas dan khawatir.
Lima belas menit kemudian ....
Grand Hyatt Ice Skating Rink.
Eh? Untuk apa dia kesini malam-malam begini? tanyaku dalam hati.
Taksi yang ditumpangi Hyorin berhenti tepat di depan sebuah arena ice skating terkenal di SeoulGrand Hyatt Ice Skating Rink, yang pernah dijadikan adegan kencan romantis dalam drama Boys Before Flowers. Lampu-lampu di sekitarnya membuat arena ice skating ini benar-benar terlihat seperti sebuah wonderland. Lebih romantis, cocok untuk tempat berkencan. Tapi udara malam ini tetap dingin seperti biasanya hingga membuatku terpaksa merapatkan jaketku.
Hyorin keluar dari taksi dan setengah berlari masuk ke dalam arena ice skating. Aku yang penasaran mencoba mengikutinya. Langkahku terhenti ketika kulihat Hyorin memanggil nama seseorang yang sangat kukenal, Kyuhyun.
Mwo? Kyu ... hyun?? mataku melebar demi mendengar nama itu.
“Kyuhyun-ssi ...” ucapnya dengan nada terengah-engah.
Aku memperhatikan dari kejauhan. Aku tak ingin mereka tahu kalau aku disini. Samar-samar aku masih bisa mendengarkan pembicaraan keduanya.
“Hyorin, ada apa?” tanyaku.
Keduanya terlihat saling menatap satu sama lain.
Geez ... membuatku cemburu saja!
Kyuhyun memegang dahi Hyorin.
“Kau bisa sakit, Babo!”
Kyuhyun terlihat mengkhawatirkan keadaannya.
“Kyuhyun-ssimianheyo ....”


Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka berdua? batinku gelisah.
“Kenapa kau yang minta maaf? Aku yang sudah membuat harimu menjadi berat, Hyo ...” kudengar suara Kyuhyun setengah gemetar.
Aku tersentak kaget mendengarnya.
Seharusnya aku tahu sejak awal ... kupandangi keduanya.
-Flashback End-
Belum sempat kujawab pertanyaan Eunhyuk, seseorang datang dari arah pintu depan.
“Aku pulang!”
Lalu muncul wajah familiar milik magnae Super Junior, Cho Kyuhyun.
“Darimana saja kau baru pulang?” tanya Sungmin sambil menoleh ke arah Kyuhyun.
“Ah ... aku ... tadi mampir dulu.”
Kenapa kau tak bilang saja kalau kau menemui yeoja itu??
Tiba-tiba mataku bertemu pandang dengan Kyuhyun. Kami saling bertatapan satu sama lain untuk beberapa detik lamanya. Bahkan aku menatapnya dengan pandangan tajam. Namja itu hanya diam saja. Kyuhyun segera bergabung dengan member lainnya di depan televisi.
Rasanya .... seperti terbakar di dalam sini.
Kuambil jaketku dengan kasar dan pergi ke kamar. Aku takut tidak bisa menahan lagi emosiku kalau terus berada bersama dengan anak itu.
"Hyung, kau mau kemana?"
Aku tak menjawab.
Bang!
Suara pintu yang kututup dengan kasar sepertinya membuat Eunhyuk dan lainnya kaget. Mereka langsung berteriak padaku.
"Ya!! Lee Donghae!"
Aku tak peduli dengan teriakan mereka, aku hanya ingin tidur. Aku lelah. Aku lelah memikirkan semua ini.
Appa, kenapa sakit sekali ....

To Be Continued

Please, don’t be silent readers!

note :
Mianhe. Mianheyo = maaf (nonformal)
Eonni = Kakak perempuan (yang memanggil perempuan)
Hyung = Kakak laki-laki (yang memanggil laki-laki)
Gwenchana = baik-baik saja
Dongsaeng = adik
Nugu =  siapa
Yeoja = perempuan
Namja = laki-laki
Wegure = ada apa/ kenapa
Geure = baiklah
Oppa = kakak laki-laki (yang memanggil perempuan)
Geunyang = hanya saja, cuma
Dorm =  asrama
Igeo = ini
Igeo mwoeyo = ini apa
Odiya = dimana
Paljji = gelang
Anii = bukan/ tidak
Kajja = ayo pergi
Chakkaman = tunggu sebentar
Choaheyo = aku menyukaimu
Solma = mungkinkah
Dangyunhaji = tentu saja
Sunbae = senior
Hoobae = junior
Mollayo = tidak tahu
Yeojachingu = kekasih perempuan
Namjachingu =  kekasih laki-laki
Andwe = tidak mungkin/ jangan
Jjinja = benarkah/ sungguh
Sagwa = apel
Kamsahamnida = terima kasih (formal)
Annyeong = halo/ apa kabar/ sapaan
Jebal = kumohon
Gajima = jangan pergi
Gomawo = terima kasih (nonformal)
Geurom = baiklah kalau begitu
Mwoeson suriya = apa yang kau bicarakan
Mwo, Mwoya =  apa
Babo = bodoh
Jebal igeon hajima = tolong hentikan semua ini
Wasso = kau datang
Appa = ayah


NO PLAGIARISME

mau baca fanfic justhyolyn lainnya?
silahkan temukan update-annya DISINI.

^^

[FF] See How Much I Love You

[FF] Wedding Planner

[FF] Why Did I Fall In Love With You