hyolyn or hyorin

Update FF disini ^^
Read and comment, please!
No SPAM or I'll delete it.
Thank you.

Fanfic yang ingin dibaca

Kamis, 25 April 2013

[FF] Why Did I Fall In Love With You - Part 1



Title : WHY DID I FALL IN LOVE WITH YOU
Genre : romance
Author : justhyolyn

Main Cast :
Kim Hyorin (hyorin) 
Park Yoochun (yoochun) 
Kim Jaejoong (jaejoong)

Support Cast :
Jung Yunho (yunho)
Han Seungyeon (seungyeon)


NO PLAGIARISME!!!
fanfiction ini murni tulisan justhyolyn!


Sedang mengambil segelas mocktail di salah satu meja, seseorang menepuk bahunya. Yoochun menoleh ke belakang dan seketika terkejut menatap sosok di hadapannya. Seketika lintasan masa sepuluh tahun yang lalu bermunculan di pikirannya. Kini dihadapannya berdiri seorang yeoja yang terlihat cantik memakai gaun pendek berwarna merah hati dengan rambut tergerai dan sedikit riasan di wajahnya. Seorang yeoja yang sangat dikenalnya, bahkan meski hampir sepuluh tahun berlalu bayangan yeoja itu belum hilang dari ingatannya. Yeoja yang menjadi alasannya hingga saat ini belum ingin mengikat janji setia dengan yeoja manapun. Mereka bertatapan cukup lama hingga sadar bahwa keduanya belum saling menyapa.
”Apa kabar ... Yoochun-ssi?”tanya yeoja yang terlihat anggun dengan dress merah hatinya itu membuka pembicaraan.
Yoochun tergagap menjawabnya. Hampir saja gelas mocktail yang dipegangnya jatuh.
”A... aku ... baik-baik saja. Kau?”
Hyorin, yeoja itu tersenyum.
Senyuman itu, aku masih mengingatnya dengan jelas....
”Aku baik.”
Keduanya kembali saling menatap satu sama lain, sepertinya kata-kata tidak cukup untuk mengungkapkan perasaan mereka setelah sekian tahun tidak bertemu. Namun kedatangan seseorang yang lain sedikit mengacaukan pertemuan pertama mereka sejak sepuluh tahun yang lalu.
”Kau disini?”
Yoochun terkejut melihat seorang namja tampan yang memakai jas hitam dengan santainya melingkarkan tangannya di pinggang Hyorin. Begitu pula Hyorin yang terlihat kaget saat tangan namja itu melingkar di pinggangnya.
”Ah ... ne, Jae-ssi kenalkan ini ...”
Jaejoong mengulurkan tangannya dan disambut Yoochun.
Annyeonghaseyo...”
Annyeong, aku tunangan Hyorin, Jaejoong ... Kau?”
Tu ... tunangan ...??
Yoochun kembali terkejut demi mendengar Jaejoong memperkenalkan dirinya sebagai tunangan Hyorin. Hyorin pun tak kalah terkejutnya mendengar ucapan perkenalan Jaejoong. 
”Ah, aku teman kuliahnya dulu. Yoochun.”
Ah, jadi dia sudah bersama yang lain ...
”Oh kalian teman kuliah? Tapi aku tak pernah melihatmu?” tanya Jaejoong seraya mengernyitkan dahinya.
Yoochun berusaha menampakkan senyumnya. Sementara Hyorin hanya diam saja sambil sesekali menatap Yoochun yang terlihat salah tingkah di depannya.
”Tentu saja, kami tidak pernah bertemu sejak kelulusan kuliah. Kebetulan aku diundang Yunho-ssi ke pesta ini.”
”Oh ... kau kenal dengan Yunho juga?”
Yoochun lagi-lagi tersenyum. Hyorin mengambil segelas mocktail yang ada di sampingnya dan meminumnya. 
Ne, dia kakak tingkatku di kampus dulu dan kebetulan kami masih mempunyai hubungan keluarga. Dia masih kayak sepupuku.”
“Whooaa, kebetulan sekali kita berjumpa disini. Dulu aku dan Yunho satu angkatan di kampus... berarti kita satu kampus tapi kenapa aku tidak pernah melihat wajahmu? Hmm ... Yunho juga tidak pernah cerita punya sepupu ....”
Yoochun dan Jaejoong sama-sama tertawa. 
”Ya, Hyorin-ah ... kau juga tidak pernah mengenalkanku padanya?” tanya Jaejoong sambil memandang wajah yeoja di sampingnya.
Hyorin hanya tersenyum datar. 
Kalau aku mengenalkanmu padanya, mungkin cerita kita tidak akan sampai disini ....
”Oya, aku kesana sebentar ... ada yang harus kubicarakan dengan Yunho.” Jaejoong pamit meninggalkan Hyorin dan Yoochun kembali berdua saja.
Jaejoong berjalan menghampiri Yunho yang sedang berbincang dengan seorang temannya. Tak lama kemudian, mereka bertiga nampak tertawa-tawa, entah apa yang mereka bicarakan.
“Tunanganmu seorang arsitek juga?” tanya Yoochun.
Tunangan? Dia menanyakan Jae? Oh … Kenapa kita harus bertemu di tempat seperti ini, bersama dengan Jae pula … Yakk!! Hyorin babo, apa yang kau pikirkan? Kenapa kau merasa terancam dengan kehadiran tunanganmu sendiri??
"Hyorin-ssi ... Hyorin-ssi ..."
Hyorin tersadar dari lamunannya dan mendapati Yoochun menatap bingung ke arahnya.
Ah, ne … Dia dan Yunho-ssi satu kelas di kampus. Mereka pernah bekerja sama dalam sebuah proyek pembangunan gedung pemerintah.”
Hmm, dia memang pantas bersanding denganmu…



“Kau sendiri … bekerja dimana sekarang?” tanya Hyorin mengalihkan pembicaraan tentang Jaejoong.
“Aku? Aku hanya pekerja biasa, arsitek yang bekerja pada orang lain.”
Eh?”
”Kau sendiri, apa kau satu kantor dengan tunanganmu?”
Hyorin tertawa kecil.
Anii...”
”Lalu?”
”Kau pasti terkejut kalau tahu profesiku sekarang.”
Wae?”
”Aku sudah lama membuang impianku untuk menjadi arsitek.”
”Maksudmu?”
Hyorin meneguk kembali mocktail ditangannya untuk menenangkan rasa gugup karena namja di hadapannya itu.
”Aku memilih menjadi editor buku.”
Yoochun terkejut.
Solma ...? Naskah itu ?
Hyorin tersenyum melihat ekspresi kaget namja itu.
”Kenapa?”
Ah, aniiya ...”
”Itu lebih menyenangkan bagiku.”
Geunyang ... dulu aku melihatmu begitu bersemangat merancang impianmu menjadi arsitek.”
Itu karena seseorang, Yoochun-ssi ...
”Itu dulu, Yoochun-ssi. Dan aku lebih menyukai pekerjaanku saat ini.”
Dia tidak pernah berubah, mengambil jalan yang disukainya.
Hyorin melihat Jaejoong melambai ke arahnya dan membuatnya terpaksa menghentikan pembicaraannya dengan Yoochun. Diletakkannya gelas mocktail yang tadi dipegangnya.
”Ah, mianhe Yoochun-ssi ... aku pulang dulu. Jae sudah menungguku.”
”Oh ... gwenchana.”
Annyeong ...”
Hyorin hendak melangkah pergi, tapi tertahan.
"Eh ... Hyorin-ssi ... bisakah kita bertemu .... lagi?"
Deg!
Jantung Hyorin serasa memompa lebih cepat. Rasa gugup benar-benar menjalarinya kini. Wajahnya mungkin telah bersemu merah.
Yoochun mengembangkan senyumnya.
Bahkan namja itu menampakkan senyumnya ...
"Ne ... tentu saja." Hyorin membalas senyumnya dan berlalu dari hadapan namja itu.
Yoochun menatap kepergian Hyorin dengan banyak rasa gelisah melingkupi hatinya. Entah apa, Yoochun sendiri bingung dengan perasaannya yang baru saja bertemu dengan yeoja itu.
Ah, sebuah kebetulankah kita bertemu lagi Hyo?
*****

Hyorin’s POV
Sepuluh tahun berlalu dan aku bertemu dengannya kembali. Dia, yeoja yang hadir dalam semua mimpiku ....
Sampai pada kalimat ini, membuatku tertegun. Setiap kalimat dari naskah yang sedang kuedit ini mengingatkanku pada seseorang. Dan entah kenapa aku merasa bahwa aku mengenal kisah ini. Aku penasaran dengan penulisnya. Tapi sampai detik ini aku belum bisa bertemu dengannya. Karena penulis yang memakai nama Rooftop Prince itu beberapa kali kusuruh datang ke kantor ternyata belum bisa. Dia bilang dia sedang banyak pekerjaan di kantornya jadi belum ada waktu untuk menemuiku. Novel yang diberinya judul ”Langit dan Sebuah Bintang” benar-benar keren. Kalimat-kalimat yang dibuatnya terlalu indah, bahkan aku yang sudah hampir 7 tahun bergelut dengan dunia editing novel saja masih kalah jauh dengannya. Kalau boleh dibilang, si Rooftop Prince ini terlalu puitis! Selain itu, nama penulis yang dipakainya juga unik, Rooftop Prince. Pangeran Atap? Hmm ... ada apa dibalik nama itu? Sumpah, aku benar-benar tak sabar bertemu dengan orang itu, orang yang sudah mengingatkanku pada masa sepuluh tahun lalu.
-Flashback-
Perpustakaan Kampus, suatu siang.
”Kau sedang menulis apa?” tanyaku polos sambil melihat tulisan di buku yang ada di depan Yoochun.
Namja itu terkejut melihat penampakanku yang tiba-tiba dan langsung menutup bukunya. Hmm, membuatku tambah penasaran. Aku mengambil tempat duduk di sampingnya. Perpustakaan sedang sepi, mungkin karena ini sudah hampir jam makan siang. Aku dan Yoochun lebih sering menghabiskan waktu di perpustakaan. Kami sama-sama menyukai buku dan segala hal yang ada di dunia buku.
”Kau kenapa?” tanyaku sambil menatap wajahnya yang kelihatan masih gugup.
Aniiyo ...”
”Aku mau lihat.” pintaku sambil meraih buku yang sedang ditulisnya tadi.
Tapi dengan cepat Yoochun mengambilnya dan memasukkannya ke dalam diktat kuliahnya.
Wae?”
Yoochun tersenyum. Dan itu membuatku cemberut.
Anii .. geunyang ... aku sedang latihan menulis fiksi.”
Mwo? Fiksi?” keningku berkerut.
Yoochun mengangguk lalu dia melanjutkan menata buku-buku yang bertebaran di depannya. Kulihat sekilas ada beberapa buku sastra. Namja itu benar-benar menyukai sastra. Tapi kenapa dia memilih jurusan arsitektur? Hmm, sebenarnya ini juga pertanyaan buatku. Aku juga sudah jatuh cinta dengan sastra tapi aku justru kuliah di jurusan arsitektur, sama seperti Yoochun. Kami satu angkatan, dan satu kelas. Itulah mungkin kenapa aku sangat suka berteman dengannya, banyak kesamaan diantara kami.
Hmm ... apa didalamnya ada kisahku?” tanyaku tiba-tiba.
Aku iseng menggodanya ... atau sebenarnya aku memang penasaran? Entahlah.
Dia hanya diam. Lalu menatapku. Mata kami bertatapan satu sama lain dalam beberapa detik lamanya.
”Apa aku boleh menuliskan kisahmu?” dia balik bertanya.
Aku menjadi gugup mendengar pertanyaan namja itu.
Oh Tuhan, apa ini? batinku resah.
-Flashback End-
Ya, ini aku. Kim Hyorin. Seorang editor buku yang kadang-kadang juga menulis buku. Aku spesialis mengedit fiksi seperti novel. Kadang kalau aku sedang bersemangat, aku juga menulis novel. Sebenarnya dulu aku seorang arsitek bahkan sempat menekuni dunia arsitektur selama hampir 3 tahun sejak kelulusanku. Tapi ternyata jiwaku adalah jiwa penulis. Aku memutuskan untuk resign dari pekerjaanku sebagai arsitek dan memulai duniaku yang baru sebagai editor. Aku sangat menikmati duniaku yang sekarang.
“Hyorin, ada tamu untukmu.” Tiba-tiba Seungyeon, rekan kerjaku, memberitahu kalau ada tamu untukku.
”Oh, siapa?”
”Katanya dia sudah ada janji denganmu. Dia bilang naskahnya sedang kau edit sekarang.” ujar Seungyeon sambil berlalu dari ruanganku.
Ah, Rooftop Prince?
”Ah ... ne, gomawo Seungyeon-ah ...”
Kurapikan meja kerjaku. Lalu dengan segera kulangkahkan kaki menuju ruang meeting. Ya, ruang meeting memang biasa kugunakan untuk bertemu dengan klien perusahaan ini. Entah kenapa, padahal sebenarnya disini juga ada ruang khusus untuk para tamu perusahaan, tapi aku lebih suka bertemu dengan mereka di ruang meeting. Mungkin karena ruang meeting ini mempunyai jendela yang tepat menghadap pemandangan separuh kota Seoul jadi tidak terlihat sumpek. 
Kupercepat langkahku karena aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan si Rooftop Prince itu. Begitu sampai di ruang meeting, kulihat ada seorang namja berdiri menghadap jendela.
Annyeonghaseyo!” sapaku.
Namja itu menoleh. Dan betapa terkejutnya aku ketika aku tahu siapa namja itu. Park Yoochun!



Yoochun ... ? Solma .... batinku mulai bertanya-tanya.
Yoochun pun menampakkan ekspresi yang sama denganku. Dia juga terkejut mengetahui bahwa editor yang akan ditemuinya adalah aku, Kim Hyorin, teman kampusnya dahulu.
Beberapa detik kemudian, kami hanya diam mematung sambil menatap satu sama lain, hingga aku tersadar bahwa dihadapanku adalah sang Rooftop Prince, penulis yang naskah novelnya sedang kuedit.
Pantas saja aku seperti mengenal kisah itu ... Geez, kenapa aku terlambat menyadarinya? kucoba menguasai diriku.
Kupersilahkan Yoochun duduk.
”Aku ... aku ...” sekarang aku malah bingung harus berkata apa.
Tapi namja itu dengan sigapnya segera mengendalikan rasa gugupnya. Dia terlihat lebih tenang daripada aku.
Oh Tuhan, jantungku benar-benar ingin melompat keluar!
”Aku juga tak tahu kalau editor yang akan kutemui adalah kau.”
Aku mencoba tersenyum. 
”Ternyata itu kau? Pangeran Atap??” kucoba mencandainya untuk mencairkan kebekuan diantara kami.
Yoochun tertawa kecil mendengarnya.
”Iya, itu aku.”
Sekarang, aku baru sadar kalau dunia ini benar-benar sempit. Kukira setelah pertemuanku dengannya beberapa waktu yang lalu di sebuah pesta, aku tak akan bertemu lagi dengannya. Ya, kukira itu pertemuan terakhir kami. Tapi sepertinya Tuhan sedang menuliskan takdir lain diantara kami. 
Kami pun mulai berdiskusi mengenai proses editing novelnya. Aku bilang padanya bahwa novel yang ditulisnya sangat bagus. Detail, timing-nya tepat dan kata-kata yang dibuatnya sangat indah.
Beep. Beep.
Di tengah percakapan kami, sebuah pesan masuk di ponselku.
Chakkamanyo ...” aku ijin membuka ponselku sebentar.

Hyo, jangan lupa besok kita harus fitting baju.
Saranghae, uri goyangi ^^
Dari : Jae Oppa                                                   

Fitting baju?
Pesan dari tunanganku, Jaejoong, membuatku tertegun. Fitting baju. Sebenarnya aku masih ingat kalau besok aku ada janji dengannya untuk fitting baju pengantin di sebuah butik. Hanya saja, kenapa pesan itu datang saat aku sedang berhadapan dengan Yoochun? 
Saranghae, uri goyangi .... Setiap kali dia meninggalkan pesan untukku, dia tak pernah sekalipun lupa mengucapkan itu padaku. Dia memang selalu romantis dan penuh perhatian. Dia memanggilku goyangi bahkan sejak pertemuan pertama kami. Dia bilang mataku seperti mata kucing dan dia sangat menyukainya. 
”Ada masalah, Hyo?” tanya Yoochun membuyarkan lamunanku.
Kutatap namja itu.
Perasaan apa ini? 
*****

Seoul, siang hari di sebuah butik.
”Tidak, tolong batalkan meeting hari ini. Aku sedang …” seketika Jaejoong memutus pembicaraannya di telepon.
Tuhan, apa ini bidadari yang kau turunkan untukku? batin Jaejoong dalam hati.
Jaejoong terpana melihat pemandangan di depannya. Hyorin, yeoja yang sangat dicintainya itu, berdiri dengan mengenakan sebuah gaun pengantin.
Jaejoong berjalan mendekati Hyorin.
Wae?” tanya Hyorin.
Jaejoong hanya tersenyum dan menatap Hyorin lebih lama.
Wegure? Kenapa kau menatapku seperti itu?”
Siang ini Jaejoong dan Hyorin sengaja datang ke sebuah butik  yang cukup terkenal di salah satu pusat kota Seoul. Karena hari pernikahan yang sudah hampir dekat, mereka pun harus segera fitting baju pengantin. Setelah berdiskusi sebentar, mereka sepakat untuk memakai gaun internasional di hari pernikahan. Sedangkan hanbook hanya akan dipakai oleh keluarga besar mereka.
”Hyorin, kau yakin akan menikah denganku?”
Hyorin terkejut mendengar pertanyaan Jaejoong.
-Flashback-
Namsan Seoul Tower, ditengah hujan salju.
”Kau ini, sudah kubilang untuk tidak menungguku. Babo!”
Hyorin kesal melihat Jaejoong yang kedinginan menunggu dirinya di depan Namsan Seoul Tower yang terletak di pusat kota Seoul. Apalagi salju mulai turun jadi sudah dipastikan betapa dinginnya kota Seoul. Hyorin sudah bilang kalau dia akan pulang terlambat karena masih banyak tugas kantor yang harus diselesaikannya. Tapi Jaejoong yang mengajaknya untuk bertemu di Namsan Seoul Tower jam 8 malam itu tak peduli. Namja itu bahkan menunggu Hyorin hingga hampir 2 jam lamanya. Wajahnya hampir beku karena salju mulai turun.
Wasso?” Jaejoong tersenyum menatap Hyorin.



Jaejoong menggenggam tangan yeoja itu.
Oppa, kau kedinginan?” Hyorin melepas sepasang sarung tangan miliknya dan mengenakannya di tangan Jaejoong.
”Hyorin ...”
Ne?”
Hyorin mengusap-usap kedua tangan Jaejoong untuk mengurangi rasa dingin. Jaejoong hanya diam memperhatikannya.
”Hyorin, will you marry me?”
Hyorin terkejut dan menatap Jaejoong. Apa dia tak salah dengar atau Jaejoong sedang bercanda dengannya.
“Aku serius.”
Ottokhe … Hyorin gelisah.
”Aku mungkin bukan yang terbaik yang pernah kau temui. Tapi aku bisa gila jika kau pergi dariku. Aku benar-benar mencintaimu. Aku selalu meminta pada Tuhan agar jangan mengambilmu dariku. Aku ingin menjalani sisa hidupku bersamamu. Aku ingin hidup denganmu, berdua. Selamanya. Saranghae, uri goyangi....”
Hyorin masih diam.
Tuhan, beri aku keyakinan bahwa dia adalah orang yang kau kirimkan untukku... batin Hyorin setengah berdoa untuk meyakinkan dirinya.
”Aku ... aku ...” ucap Hyorin terbata-bata.
Seketika rasa gugup menjalari tubuhnya. Detak jantungnya bahkan mungkin terdengar keras sekali. Sementara Jaejoong masih sabar menunggu jawaban yeoja itu.
”Aku ... juga ingin hidup berdua denganmu. Saranghae, Jae-ssi ...”
Jjinja?” tanya Jaejoong setengah tak percaya.
Ne ...” Hyorin mengangguk.
Jaejoong sangat gembira mendengar jawaban yeojachingu-nya itu. Dipeluknya sang yeoja erat-erat.
Gomawo, Hyorin-ah ....”
Mianhe, Jae-ssi ... entah kenapa Hyorin setengah merasa bersalah.
-Flashback End-
Oppa, kau bicara apa?”
”Oh ... anii, hanya saja aku merasa .... kau tidak mencintaiku ....”
Oppa … ” Hyorin kaget mendengar ucapan tunangannya itu.
Hyorin, apa kau benar-benar mencintaiku? Aku merasa hatimu tidak sepenuhnya untukku …
Keduanya diam membeku dengan pikirannya masing-masing.
Oppa, kau …”
Tiba-tiba seseorang datang menghampiri keduanya.
”Ah, Yoochun-ssi ...” Hyorin kaget melihat kedatangan Yoochun.
Jeongmal yeppeoyo ... batin Yoochun dalam hati melihat Hyorin memakai gaun pengantin.
Annyeonghaseyo, Hyorin-ssi ... Jaejoong-ssi.” sapa Yoochun seraya menganggukkan kepala.
Jaejoong menoleh ke belakang.
”Ah, Yoochun-ssi! Kau disini? Kau sedang fitting baju juga?”
Ah, jadi benar ... mereka sedang fitting baju, itu artinya mereka akan menikah.
”Ah, anii. Aku hanya mampir saja. Kebetulan pemilik butik ini adalah Ibuku.”
Hyorin kaget, dia baru tahu kalau pemilik butik ini adalah eomma-nya Yoochun. Selama berteman dengan Yoochun, Hyorin memang tak pernah sekalipun tahu kalau eomma Yoochun adalah seorang designer dan memiliki butik. Hyorin memang mengenal eomma Yoochun tapi ini adalah pertama kalinya Hyorin datang ke butik yang sengaja dipilih oleh Jaejoong. Sekarang Hyorin sedikit menyesal kenapa dia harus datang dan memesan baju di butik itu.
Whoaa!! Benar-benar kebetulan.” ujar Jaejoong.
Hyorin setengah tersenyum.
“O ya, bagaimana pengantinku? Cantik bukan?” Jaejoong meminta pendapat Yoochun tentang gaun yang dipakai Hyorin.
Yoochun hanya menjawabnya dengan sebuah senyuman.



Tuhan, sebenarnya apa yang ingin kau tulis untuk takdirku? Hyorin mulai merasakan kegelisahan dalam hatinya.
*****

To Be Continued ^^

Note :
Namja : laki-laki
Yeoja : perempuan
Ne : ya
Annyeonghaseyo/ Annyeong : selamat pagi, siang, sore, apa kabar
Anii/ aniiyo : tidak
Wae : kenapa
Solma : mungkinkah?
Geunyang : hanya, cuma
Mianhe : maaf
Gwenchana : tidak apa-apa, baik-baik saja
Mwo : apa?
Gomawo : terimakasih (informal)
Chakkamanyo : tunggu sebentar
Saranghae : aku mencintaimu
Uri : kita
Goyangi : kucing
Wegure : ada apa
Wasso : kau sudah datang
Will you marry me? : maukah kau menikah denganku?
Ottokhe : bagaimana ini
Jjinja : sungguh?
Jeongmal yeppeoyo : benar-benar cantik sekali
Eomma : Ibu


Mianhe, entah kenapa tulisannya agak amburadul.
Feel-ku masih di ICTLY wkwkkwkwkwk
-_-a



mau baca fanfic justhyolyn lainnya?
silahkan temukan update-annya DISINI.
^^

4 komentar:

  1. Kerennn,,,,,,,, anyoeng

    BalasHapus
  2. hwaaaaa......
    ff mu keren thor, pas aku baca fellnya dapet banget.
    apalagi semua ff mu main castnya hyorin eonni, jd tambah semangat deh baca semua ff mu ^^
    thor keep writeing ne
    FIGHTING ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha
      terima kasih atas sanjungannya.
      masih taraf belajar menulis, jadi masih banyak kekurangannya.

      iya, semua main cast memang hyorin eonni, karena aku membuat blog ini khusus untuknya :D

      terima kasih atas kunjungannya.
      jangan lupa komen ya ...

      Hapus

don't like, don't read, don't bash ---> SIMPLE!

thanks for the appreciate ^^

[FF] See How Much I Love You

[FF] Wedding Planner

[FF] Why Did I Fall In Love With You