Judul : I Choose To Love
You
Genre : romance, friendship
Author/Disclaimer :
justhyolyn
Length : Series
Main Cast :
Kim Hyojung (Hyorin), Cho Kyuhyun
(Kyuhyun), Lee Donghae (Donghae)
Other Cast :
Member Super Junior
(Eunhyuk, Leeteuk, Yesung, Ryewook, Siwon, Sungmin)
Member Sistar (Bora, Soyou,
Dasom)
Cameo :
Host KBS2 Win Win (Kim Seungwoo, Lee Sugeun, Tak Jaehoon, Lee Gikwang)
Host Immortal Song 2 (Shindong Yeop, Kim Gura)
Cameo :
Host KBS2 Win Win (Kim Seungwoo, Lee Sugeun, Tak Jaehoon, Lee Gikwang)
Host Immortal Song 2 (Shindong Yeop, Kim Gura)
Seluruh isi fanfic ini
adalah murni ide dan tulisan justhyolyn.
Don’t like, Don’t read, Don’t
bash!
Maaf kalau kebanyakan typo
dan kata-kata yang mungkin kurang sreg di hati (halah)
Yang belum baca chapter 1,
2, 3 silahkan baca disini.
Are you enjoyed this fanfic?
:’(
Please, don’t be silent
readers!
Happy reading!
CHAPTER 4
Part A
Part A
Han River, Suatu Pagi.
”Mianhe, eonni. Aku berlari
tanpa melihat ke depan.” Hyorin meringis malu.
”Gwenchana ...” ucap Ahra
tersenyum.
Lalu Ahra mengajak Hyorin mampir di
salah satu kedai kopi yang ada di sekitar Han River. Ya, di sekitar Han
River banyak sekali pilihan tempat makan, mulai dari kedai kopi kecil
hingga resto bintang lima ada disana. Han River yang merupakan
kebanggaan Korea menjadi salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi, entah
itu kencan romantis ataupun sekedar jogging seperti yang dilakukan
Hyorin pagi ini.
Beberapa menit kemudian, keduanya
sudah duduk di depan sebuah kedai kopi kecil yang cukup terkenal di kawasan Han
River. Ahra bilang itu tempat favoritnya bersama Kyuhyun kalau sedang
bosan.
”Oh ya, kudengar kau akan merelease
album solo?” tanya Ahra seraya menyeruput Macchiato pesanannya.
Hyorin mengangguk.
”Ne. Kau tahu darimana, eonni?”
Hyorin memutar-mutar cangkir Cappuccino-nya.
”Tentu saja dari dongsaengku!”
Hyorin meringis malu. Siapa lagi yang akan
memberitahu Ahra kalau bukan Kyuhyun?
”Apa kau tahu? Setiap dia pulang ke
rumah, dia selalu bicara tentang satu orang.”
Ahra menggeleng-gelengkan kepalanya
mengingat tingkah Kyuhyun.
“Nugu?”
“Kau!”
“Eh?”
Hyoring tercengang mendengar jawaban
Ahra.
“Eonni, kau ini bicara apa?”
wajah Hyorin hampir memerah.
”Aku tidak bercanda, Hyo.”
Hyorin menyeruput Cappuccino
miliknya untuk menutupi rasa gugupnya.
”Selama ini dia tak pernah membawa
yeoja ke rumah.”
Deg!
Ucapan Ahra membuat jantung Hyorin
makin berdebar tak menentu ritmenya.
Apalagi ditambah Ahra menatapnya dengan pandangan menggoda.
”Wegure? Ke .. Kenapa kau menatapku
seperti itu, eonni?” Hyorin
risih dengan pandangan Ahra.
Ahra tersenyum.
“Geez!! Sepertinya anak itu belum maju selangkahpun.
Ckckckck …”
“Eh?”
Hyorin tak mengerti maksud Ahra.
”Geure ... aku harus pergi. Aku
ada janji. Datanglah ke rumah, eomma pasti senang. Annyeong!”
Ahra mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan Hyorin yang masih penasaran
dengan maksud dari kata-kata Ahra barusan.
Hyorin membungkuk hormat.
”Hati-hati, eonni!”
”Ne!”
Hyorin menatap kepergian Ahra.
Eonni,
apakah yang kau bicarakan itu benar?
Hyorin masih terpaku di tempatnya
berdiri hingga tepukan lembut seseorang menyadarkannya.
”Oppa?”
Seseorang yang dipanggilnya Oppa
itu tersenyum. Senyum yang sangat dikenalnya dan begitu familiar semenjak
kebersamaan mereka di Immortal Song 2. Senyum manis milik seorang member Super Junior
bersuara emas, Kim Jongwoon a.k.a Yesung.
Hyorin membalas senyuman namja
itu.
”Kau sedang apa disini?” tanya Hyorin.
”Geunyang ... menikmati udara
pagi.” jawab Yesung.
Anii
... aku sengaja mencarimu, Hyorin-ah ... batin
Yesung dalam hati.
Hyorin lalu memesan secangkir Cappuccino
untuk Yesung. Hyorin tahu betul kalau diantara semua jenis kopi Espresso,
Yesung paling suka dengan Cappuccino. Satu porsi Espresso yang
ditambahkan susu ke dalamnya, kemudian bagian atasnya dihiasi dengan busa dari
susu dan ditaburi bubuk kayu manis, merupakan perpaduan yang manis untuk
secangkir Cappuccino di pagi hari. Perbandingan
yang pas antara kopi dan susu membuat kopi tersebut terasa nikmat.
Tak
sampai 5 menit, Cappuccino pesanan Yesung datang.
“Oppa,
kau tidak ada schedule hari ini?” tanya Hyorin membuka pembicaraan.
Yesung
menggeleng pelan.
“Kau
sendiri? Kau masih betah berlama-lama di sini?”
Hyorin meringis.
“Anii ... diantara member
Sistar, hanya aku yang menganggur hari ini.” ujar Hyorin seraya tertawa kecil.
Yesung ikut tertawa.
Hari ini memang hanya Hyorin yang
tidak ada schedule. Bora dan Dasom ada pemotretan untuk sampul majalah,
sedangkan Soyou sedang ada urusan dengan agensi mereka, Starship Entertainment.
Ketika Hyorin pergi, ketiga member Sistar itu masih tertidur pulas
karena kelelahan setelah schedule menyanyi mereka semalam. Hyorin ingin
mengajak mereka, tapi rupanya mereka sudah ada schedule lain yang
menanti.
“Pantas saja tadi dorm kalian
sepi.”
Sebenarnya sebelum Yesung datang ke Han
River, namja itu terlebih dahulu mampir ke dorm Sistar tapi
ternyata dorm mereka sepi. Yesung berpikir mungkin mereka sedang ada schedule.
Jadi Yesung memutuskan untuk mengalihkan tujuannya ke Han River. Tanpa diduga Yesung malah
bertemu dengan Hyorin disana.
“Eh? Kau ke dorm?”
“Ne ... Tadi aku menghubungi ponselmu tapi
sepertinya tidak aktif.”
“Ah! Mianhe, Oppa ... ponsel
kutinggalkan di dorm. Aku malas membawanya karena hari ini aku ingin
bebas dari segala macam urusan panggung.”
Yesung tersenyum mendengarnya.
Bocah
ini, tak pernah berubah ... Bahkan pergi tanpa membawa ponselnya, ckckck ... gumam Yesung dalam hatinya.
“Kau mencariku?” tanya Hyorin seraya
menyeruput Cappuccino yang isinya tinggal setengah itu.
“Ne, aku sengaja mencarimu.”
“Wae?”
Hyorin menatap namja di
depannya.
”Igeo ....” Yesung mengeluarkan
sebuah kotak kecil dari saku jas-nya.
Mata Hyorin menatap bingung dengan
kado berwarna coklat di hadapannya.
”Igeo ... mwoeyo?” Hyorin balik bertanya.
-Flashback-
Yesung’s POV
Dorm Super Junior, Yesung’s Room.
Apa
yang harus kulakukan?
Aku masih terpekur menatap langit-langit
kamarku. Ada sesuatu yang sangat mengganggu pikiranku akhir-akhir ini. Sesuatu
yang sampai saat ini hanya kupendam sendiri. Sebenarnya aku tak ingin peduli
tapi alam bawah sadarku terus memaksaku memikirkannya. Aku seperti hidup dalam
bayang-bayang. Geez ... benar-benar hampir membuatku gila!
Kim
Jongwoon, ada apa denganmu??
Kucoba memejamkan mataku. Seharian ini
jadwalku bersama Ryewook dan Kyuhyun yang tergabung dalam sub-unit Super
Junior K.R.Y benar-benar padat, ada 5 schedule menyanyi di tempat yang
berbeda. Kami seperti berkejaran dengan waktu. Selesai di satu tempat, kami
harus segera berganti di tempat lain. Bahkan jadwal kami baru selesai jam 3
dinihari tadi. Hari yang sangat melelahkan. Aku ingin istirahat sebentar saja.
Tapi belum sempat kupejamkan mata,
tubuhku terbangun dengan sendirinya. Aku teringat sesuatu. Kubuka laci meja
kecil di sebelah tempat tidurku. Ada sebuah kotak kecil berwarna coklat dengan
pita putih. Kubuka kotak itu, nampak sebuah gelang manik-manik dengan warna
dasar orange didalamnya.
Gelang itu sudah lama tersimpan di
laci. Sebelumnya aku tak pernah membukanya sejak kubeli. Gelang itu sebenarnya
ingin kuberikan pada seseorang. Tapi entah kenapa aku tak pernah punya
keberanian untuk memberikannya pada orang tersebut. Dibawah kotak tersebut, terselip
selembar foto. Foto seorang yeoja dengan rambut hitam panjang tergerai yang
memenuhi pikiranku beberapa waktu terakhir ini. Kuambil foto itu. Dan kini
nampak jelas wajah yeoja itu dihadapanku.
Kim
Hyorin.
Ya, dia Kim Hyorin, sang leader
Sistar yang mempunyai suara indah. Yeoja yang sudah berhasil membuatku bingung
dengan perasaanku sendiri. Yeoja yang sudah berhasil mengacaukan
kehidupanku sejak beberapa waktu terakhir. Yeoja yang sudah berhasil
membuatku jatuh cinta padanya.
Kubaringkan kembali tubuhku. Tangan
kananku masih memegang fotonya sementara gelang manik-manik orange itu
kumainkan dengan ujung jari kiriku. Kupandangi keduanya bergantian.
Hyorin-ah,
kenapa kau membuatku gila seperti ini?
Aku mengingat lagi pertemuan pertamaku
dengannya di Immortal Song 2. Sebelumnya aku memang pernah bertemu
dengannya di beberapa panggung musik seperti Music Bank dan Inkigayo
tapi aku hanya melihatnya sekilas saja. Aku mulai mengenalnya lebih dekat
semenjak kami berdua sama-sama bergabung di acara Immortal Song 2. Kami sama-sama pioneer
cast acara tersebut bersama Jonghyun SHINee, Changmin 2AM, IU dan Yeoseb
B2ST. Aku benar-benar terpesona dengan kemampuannya membawakan lagu. Suaranya
sangat indah bahkan nadanya mampu menjangkau beberapa oktaf. Seperti
saat dia membawakan lagu Heeya milik grup rock Boohwal, suaranya
melengking tinggi dengan konsep rock ballad. Semua member Boohwal
mengakui kemampuannya menyanyi, Jaemin hyung bilang she’s Korean
Beyonce. Selain itu diantara semua cast Immortal Song 2, hanya dia
yang mampu menyeimbangkan antara singing dengan dancing. Suaranya
tetap stabil meski dia harus menyanyi sambil menari.
Bukan hanya itu, ternyata Hyorin adalah yeoja
periang. Aku sering menggodanya dengan candaan-candaan kecil. Dan dia selalu
tertawa dengan gaya khasnya. Rasa humorisnya cukup tinggi.
Ah! Aku lupa sejak kapan perasaan ini mulai tumbuh. Hanya saja aku merasa bahagia
saat bertemu dengannya apalagi jika menghabiskan banyak waktu yang lama
dengannya. Beberapa kali aku pernah mengajaknya keluar jalan-jalan atau sekedar
mengundangnya menikmati secangkir Mochaccino di Handel & Gretel. Aku
benar-benar menikmati kebersamaanku dengannya.
Haruskan
kuberikan gelang ini padanya?
Satu hal yang hingga kini masih
membuatku ragu untuk memberikan gelang ini padanya hanyalah tentang bagaimana
perasaan Hyorin sebenarnya. Aku terlalu takut untuk mengetahui bahwa aku akan
ditolak. Penolakan kadang terasa menyakitkan, meskipun masih sekedar dalam
bayangan.
Geez
...
Donghae juga menjadi salah satu
alasanku tak pernah mengakui perasaanku sebenarnya pada Hyorin. Aku tahu betul
anak itu sangat mencintai Hyorin. Bahkan mungkin itu sudah menjadi rahasia umum
diantara semua member Super Junior. Setiap kali kami berkumpul di dorm,
member-member sering meledek Donghae dan hubungannya dengan Hyorin. Dan
aku takut melukai perasaannya jika aku membuat pengakuan pada Hyorin.
Dan entah kenapa perasaanku mengatakan
bahwa ada member lain yang juga menyukai Hyorin. Kyuhyun. Sejak
pertemuan di Handel & Gretel beberapa waktu lalu, tingkah Kyuhyun agak
sedikit aneh terhadap Hyorin. Tatapan matanya setiap melihat Hyorin juga sangat
berbeda. Seperti tatapan seorang namja terhadap yeojachingu-nya. Hyorin
juga, dia selalu terlihat gugup setiap bertemu dengan Kyuhyun. Sayangnya, aku
tak berani memastikan. Hanya saja, saat aku tahu kalau Kyuhyun akan menjadi
model MV solo Hyorin, aku berpesan padanya agar jangan sampai terlambat untuk
mengakui perasaannya. Kalau tidak, dia akan menyesal, seperti aku.
Ya,
sekarang aku menyesal. Kenapa tidak sejak awal kukatakan padanya bahwa aku
mencintainya? Kenapa tidak kuakui sebelum semuanya menjadi rumit seperti ini? Kim
Jongwoon, kau benar-benar bodoh! rutukku dalam hati.
Kulirik jam dinding di kamarku. Sudah hampir jam 7 pagi.
Aku menertawai diriku sendiri. Berapa jam sudah kuhabiskan untuk memikirkan
kebodohanku? Mataku sudah lelah tapi aku tetap tak bisa tidur.
Hyorin-ah
….. aku tak bisa menahannya kali ini.
Aku bangun dan segera kuambil jaket
tebalku di belakang pintu kamar. Kotak berisi gelang manik-manik itu kumasukkan
dalam saku jaket. Kuraih kunci Renault Samsung SM5 milikku.
Dengan sedikit terburu-buru, kutulis
sebuah pesan di ponselku.
Hyorin-ah, odiya?
Sent.
-Flashback
End-
”Igeo ... sesuatu yang ingin
kuberikan sejak dulu.”
Hyorin nampak hati-hati membuka kado
tersebut. Dan betapa kagetnya Hyorin melihat isi kado tersebut.
”Igeo ... paljji ... ?” tanya
Hyorin seraya menatap Yesung.
Yesung tersenyum.
”Kau ingat?”
”Tentu saja. Gelang ini ...”
Ingatan Hyorin melayang saat Yesung
mengajaknya jalan-jalan di Myeongdong, salah satu surga belanja di Korea.
-Flashback-
Myeongdong’s Street
Hyorin dan Yesung tengah berjalan menyusuri jalanan
Myeongdong, salah satu distrik perbelanjaan di Seoul yang menjual barang dengan
harga miring hingga yang paling mahal. Myeongdong yang terletak tidak jauh dari
Namsan Tower, dikenal sebagai pusat fashion dan kehidupan malam anak
muda Seoul. Myeongdong adalah tempat yang cocok untuk membeli barang-barang
berkualitas, mulai dari fashion hingga elektronik. Apalagi
di distrik ini juga ada beberapa mall besar seperti Lotte Departement
Store, Avatar, High Harriet dan Migliore. Jadi tidak mengherankan jika Myeongdong
tak pernah sepi dari pengunjung, distrik ini selalu penuh dengan penggila
belanja ataupun mereka yang sekedar jalan-jalan menikmati suasana malam di
Myeongdong.
Yesung sengaja mengajak Hyorin mampir
ke Myeongdong setelah mereka menyelesaikan penampilan mereka di program Immortal
Song 2. Yesung bilang dia ingin membeli sesuatu untuk ulang tahun adiknya,
Kim Jongjin, dua hari lagi. Yesung mengajak Hyorin untuk
mencarikan kado tersebut. Hyorin yang memang sedang tak ada schedule
malam itu hanya mengiyakan saja. Hyorin juga ingin mencari sesuatu untuk ulang
tahun ibunya yang masih seminggu lagi.
Mata Hyorin terpaku pada sebuah etalase
kecil di dalam sebuah toko yang mereka lewati. Sebuah gelang dengan menik-manik
berwarna orange nampak terpajang manis di depannya. Yesung yang baru
saja selesai membayar di kasir memperhatikan Hyorin yang seperti tak berkedip
memandangi etalase didepannya. Yesung akhirnya memilih jam tangan untuk kado
ulang tahun adiknya atas saran Hyorin. Bahkan yang memilihkan model dan warna jam
tangannya pun Hyorin. Yesung benar-benar payah dalam urusan kado.
”Apa semua perempuan menyukai barang
seperti ini?”
Hyorin setengah terkejut mengetahui
Yesung sudah berdiri di belakangnya.
”Tentu saja, apa kau tidak tahu?
Lihat, manis bukan?” tanya Hyorin tanpa memperhatikan namja itu.
Ne,
seperti dirimu .... sahut Yesung dalam hatinya.
”Kau menyukainya?”
”Ah! Igeo? Anii ...” jawab
Hyorin berpura-pura.
Yesung tersenyum melihat tingkah polos
Hyorin.
”Kajja, Oppa!” Hyorin mengajak
Yesung pergi dari tempat itu.
”Chakkaman!”
Hyorin menoleh dan menatap Yesung
bingung.
”Wae? Ada apa, Oppa?”
”Kau tidak ingin membelinya?” tanya
Yesung.
Hyorin tersenyum lalu menggeleng
pelan. Hyorin berbalik lalu melangkah pergi meninggalkan Yesung yang masih
terdiam di tempatnya.
”Wae?” tanya Yesung seraya
menjajari langkah Hyorin.
”Geunyang ...”
Hyorin menghentikan langkahnya.
Keduanya saling bertatapan tanpa mempedulikan lalu lalang orang di jalanan
Myeongdong.
”Aku ingin suatu saat ada yang memberikannya
untukku.” ujar Hyorin seraya tersenyum ceria.
”Eh?”
Hyorin meneruskan langkahnya
meninggalkan Yesung yang termangu mendengar jawaban Hyorin tadi.
Apa
boleh aku yang memberikannya padamu? Ah ...
Yesung menghembuskan napasnya pelan. Namja
itu sedikit bingung dengan perasaannya sendiri.
-Flashback End-
”Apa boleh aku yang memberikannya
padamu?” tanya Yesung membuyarkan lamunan Hyorin.
”Eh?”
Yesung tersenyum.
”Aku akan menyesal jika tak pernah
mengatakannya padamu, Hyorin-ah ...”
Hyorin hanya diam menatap namja
di hadapannya itu. Hyorin masih tak mengerti arah pembicaraan Yesung.
”Oppa .... sebenarnya apa yang
ingin kau katakan?”
Deg!
Deg! Deg!
Jantung namja itu berdegup
makin kencang.
Harus
kukatakan! Harus!
”Choaheyo ...”
Mwo? A
... apa aku salah dengar? Dia bilang .... Hyorin
terkejut mendengarnya.
”Tidak, kau tidak salah dengar. Aku
bilang, aku menyukaimu.” ujar Yesung seolah mengerti apa yang ada dalam pikiran
Hyorin.
”Oppa ...”
Yesung setengah menundukkan kepalanya.
Matanya tak berani menatap yeoja di hadapannya. Kedua tangannya saling
menggenggam erat. Tubuhnya sedikit gemetar.
”Berulang kali aku mencoba mengacuhkan
semua perasaan ini tapi aku tak bisa. Wajahmu, suaramu bahkan cara tertawamu
selalu membayangiku. Aku tak tahu kenapa. Aku selalu merasa bahagia bila
didekatmu, aku bahagia setiap melihatmu, hatiku sangat bahagia melihat tawamu.
Aku tak tahu apa arti semua itu hingga aku sadar bahwa aku merasa separuh
hatiku seperti mati ketika kau tak ada disampingku. Apa itu? Bukankah itu
cinta?”
Hyorin benar-benar membeku mendengar
semua pengakuan Yesung. Hyorin sama sekali tak menyangka kalau Yesung memendam
perasaan untuknya selama ini.
”Oppa ....” Lidah Hyorin terasa
kelu untuk melanjutkan kalimatnya.
Yesung mendongak.
”Hyorin-ah, mianhe ...”
Hyorin berdiri.
”Kenapa kau lakukan ini padaku, Oppa?”
tanya Hyorin dengan nada gemetar.
Tiba-tiba Hyorin beranjak dari tempat
duduknya lalu melangkah pergi meninggalkan Yesung begitu saja. Yesung kaget melihat
Hyorin pergi begitu saja. Setengah berlari dikejarnya yeoja itu.
”Hyorin!” Yesung menahan tangan
Hyorin.
Hyorin berbalik dan menatap Yesung.
Matanya terlihat berkaca-kaca. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikannya.
”Hyorin, wegure?” tanya Yesung
khawatir melihat mata yeoja itu berkaca-kaca.
”Oppa, kenapa baru sekarang?”
”Eh?”
Apa kau
tahu, ini sangat menyakitkan bagiku, Oppa ....
”Aku .....” Hyorin memalingkan
wajahnya.
”Apa ... pengakuanku ini ....
menyakitimu?” tanya Yesung dengan hati-hati.
”Sejak kapan, Oppa?”
”Immortal Song 2. Sejak aku
melihatmu menyanyi disana.”
Hyorin tertawa datar.
”Aku bahkan tak tahu apakah sekarang
aku harus bahagia mendengar pengakuanmu atau aku harus sedih ...”
Yesung terkesiap mendengarnya.
Solma .... debaran jantung namja itu bertambah kencang.
”Aku menyukaimu, Oppa .....” Hyorin
duduk berjongkok lalu menangis sesenggukan.
Dan Yesung hanya diam terpaku
melihatnya. Kali ini ganti Yesung yang terkejut dengan pengakuan Hyorin. Yesung
baru menyadari betapa bodoh dirinya selama ini hanya memendam perasaannya
sendiri. Namja itu menyesali semua waktu yang telah berlalu dari
hadapannya.
Aku
bodoh, kenapa aku tak pernah menyadarinya .... Hyorin, mianhe ...
”Apa aku ... benar-benar terlam ...
bat?” tanya Yesung dengan terbata-bata.
Yesung menunduk menatap Hyorin yang
masih sesenggukan menahan tangisnya.
Tuhan,
kembalikan waktu-waktu yang telah kulewatkan ....
*****
Gedung
KBS, Recording KBS2 Win-Win.
”Apa ini kisahmu pribadi?” tanya Kim
Seungwoo, sang MC.
Hari ini Hyorin tampil di salah satu talk
show milik stasiun televisi KBS, Win-Win, yang merupakan salah satu talk
show favorit di Korea. KBS Win-Win dipandu oleh Kim Seungwoo (salah
satu aktor terkenal di Korea), Lee Gikwang (member dari grup BEAST), Lee
Sugeun (komedian) and Tak Jaehoon (komedian sekaligus singer). Hyorin diundang
untuk tampil dalam talk show tersebut untuk mengungkap perjalanan
hidupnya selama menjadi penyanyi di Korea yang bahkan terkenal sebagai Korean
Beyonce. Apalagi Hyorin juga baru saja mengeluarkan digital single
selain mengisi beberapa soundtrack drama.
Host Kim Seungwoo menanyakan konsep MV I Choose To Love You yang baru
saja dirilis. MV tersebut memang telah dirilis dua hari yang lalu dan lagu
tersebut mencapai All-Kill diberbagai situs musik utama. Agensinya, Starship Entertainment,
bilang bahwa single album Hyorin menunjukkan hasil yang mengesankan tak
lama setelah rilis pada tengah malam, dan mencapai posisi #1 pada semua chart
musik utama, seperti Melon, Soribada, Cymusic, dan Daum. Hyorin, yang
dikenal sebagai Beyonce Korea, memperlihatkan citranya yang kuat dan
mempesona untuk menjadi seorang gadis muda yang sedang jatuh cinta. Apalagi MV
tersebut melibatkan dua Idol populer di Korea, Donghae dan Kyuhyun,
member Super Junior.
”Banyak orang yang pernah mempunyai
kisah seperti itu. Bukan aku saja.” Hyorin menjawabnya dengan tawa kecil.
”Apa sekarang kau punya namjachingu?”
tanya Tak Jaehoon tiba-tiba.
”Eh?”
Penonton di studio menyambutnya dengan
suara riuh. Sebagian besar penonton hari itu adalah fans Hyorin. Mereka datang
untuk mendukung idolanya.
”Sepertinya iya?” goda Lee Sugeun.
”Dangyunhaji!” sahut Hyorin.
”Whoaaaaaa!!!!” histeria
penonton kembali terdengar.
”Siapa?” Gikwang ikut penasaran.
”Kalian sesama Idol biasanya
tahu.” ucap Tak Jaehoon menimpali.
Gikwang dan Hyorin sama-sama tertawa
mendengarnya.
”Apa aku harus mengatakannya? Bukankah
hampir semua member sebuah Idol grup juga pernah berkencan. Tapi
tidak semuanya berani mengungkapkan kepada publik siapa orangnya. Alasan kenapa
mereka menyembunyikan status kencan mereka adalah untuk melindungi orang yang
mereka cintai. Dan kurasa aku harus melindungi orang tersebut.” jawaban Hyorin
disambut dengan tepuk tangan meriah oleh keempat MC serta penonton studio.
”Apakah kau kenal dekat dengan member
grup lain?”
Hyorin nampak berpikir.
”Aku bukan tipe orang yang bisa dekat
dengan orang lain. Tapi aku tetap berusaha menjaga kontak dengan Idol
lain terutama mereka yang pernah bekerjasama denganku. Aku menghormati mereka.”
”Kudengar MV terbarumu bekerja sama
dengan dua member grup terkenal?” tanya Kim Seungwoo.
”Ah ... Ne, kebetulan
aku baru saja merilis digital single. Agensiku yang mengurus semuanya.
Jadi mengenai siapa yang menjadi model di MV tersebut, menjadi hak penuh agensi
untuk menentukannya. Kebetulan mereka menginginkan Donghae-ssi dan
Kyuhyun-ssi menjadi modelnya dan ....”
Belum selesai Hyorin menjelaskan, tiba-tiba
terdengar hentakan musik yang cukup keras. Kemudian munculah dua namja
dari balik pintu studio, Donghae dan Kyuhyun. Hyorin terkejut dengan kemunculan
keduanya. Yeoja itu sama sekali tak mengira mereka akan datang menjadi special
guest untuknya.
”Kalian ....?” Hyorin masih tak bisa
menyembunyikan rasa kagetnya.
Hyorin menyambut keduanya. Donghae
memeluk Hyorin lalu mengambil tempat duduk di samping Hyorin, sementara Kyuhyun
duduk di samping hyung-nya itu.
”Kudengar kalian menjadi lebih akrab
sejak kerjasama kalian dengan Hyorin di MV terbarunya.” ujar Kim Seungwoo.
Dua namja member Super Junior
itu sama-sama tersenyum.
”Aku mengenalnya sejak acara Idol
di Pattaya dan kebetulan kali ini agensi Hyorin mengajakku untuk ikut ambil
bagian dalam proyek MV terbaru mereka.”
”Kau sendiri, Kyuhyun-ssi?
Apakah sejak Immortal Song 2?” Lee Sugeun mengalihkan pertanyaannya pada
Kyuhyun.
”Anii. Kami pernah bertemu
sebelumnya saat acara variety show Super Junior.”
Hyorin memandang Kyuhyun lalu ikut
menimpali.
”Ne, waktu itu kalau tidak
salah Sistar baru saja memulai debutnya.”
”Apa kesan kalian terhadap Hyorin?”
tanya Tak Jaehoon.
Donghae dan Kyuhyun sama-sama menatap
ke arah Hyorin. Sementara yang ditatap hanya tertawa dengan gaya khasnya.
”Hyorin-ssi, cara tertawamu
lucu sekali. Kau bisa tertawa selepas itu??” tanya Gikwang diikuti tawa ketiga host
lainnya.
”Itulah kesanku pertama kali saat
melihatnya. Hyorin bisa tertawa selepas itu. Dan aku menyukainya.”
”Ah ....!” Tak Jaehoon dan Kim
Seungwoo setengah kaget mendengar jawaban Donghae.
Hyorin memang terkenal dengan cara
tertawanya yang khas. Bahkan Hyorin bercanda dengan mengatakan kalau her
laugh is her pride. Kim Seungwoo lalu ganti bertanya pada Kyuhyun.
”Ah, suaranya sangat indah.
Hanya itu yang kutahu.” sahut Kyuhyun diiringi tawa seluruh isi studio.
Hyorin hanya tersenyum mendengarnya.
”Donghae-ssi .... sepertinya
kau lebih akrab dengan Hyorin ketimbang member lainnya?” goda Tak
Jaehoon karena melihat Donghae yang tak berhenti memandang yeoja di
sampingnya itu.
Donghae tersenyum malu mendapati
pertanyaan host paling lucu di acara tersebut.
”Kurasa aku menyukainya. Bukan hanya
sebagai hoobae, tapi sebagai yeoja. Menurutku dia benar-benar yeoja
unik. Suaranya indah, cantik dan dia punya manner yang bagus.” jawab
Donghae seraya memandang Hyorin yang terlihat malu-malu mendengarnya.
”Aaaaaaaaaaa...!!!” penonton
studio ikut histeris mendengarnya.
Keempat host KBS Win Win
juga terlihat kaget mendengar jawaban member Super Junior tersebut.
Sementara Kyuhyun hanya diam, sesekali dia mencoba tersenyum meski terlihat
datar. Tapi karena seluruh isi studio terfokus pada Donghae, banyak yang tidak
menyadarinya.
”Apa itu artinya kau menyukai ....
Hyorin?” tanya Kim Seungwoo menegaskan pernyataan Donghae.
Donghae tersenyum.
”Aku menyukainya
tapi sepertinya dia sudah punya seseorang yang disukai jadi mungkin aku harus
menyerah.” ujar Donghae sambil tertawa.
“Apa
ini cinta bertepuk sebelah tangan?” Lee Sugeun ikut penasaran dengan semua
jawaban Donghae.
“Oppa!
Kalian ini bicara apa? Aku bisa dibunuh fansnya.”
Seluruh
isi studio ikut tertawa mendengar ucapan Hyorin. Ya, seluruh Korea juga tahu
bagaimana para penggemar Super Junior, ELF (EverLasting Forever), sangat
mengidolakan member-membernya. Jika ada salah satu member yang
terkena skandal cinta, para penggemar yang sebagian besar anak muda itu bisa
saja mem-bully orang yang terlibat skandal tersebut. Biasanya itu
dilakukan oleh para penggemar fanatik yang tidak rela idolanya menjalin hubungan
dengan yeojachingunya, meskipun tidak semua seperti itu. Mereka terlalu
mencintai idolanya hingga seringkali merasa bahwa idolanya tersebut adalah
miliknya sendiri. Jadi sebagian besar Idol Korea memilih menyembunyikan
hubungannya dengan kekasihnya dari publik. Tujuannya, seperti yang dikatakan
oleh Hyorin, untuk melindungi kekasihnya tersebut.
Geez
… sepertinya Donghae Hyung benar-benar tidak peduli dengan apapun … Aku kalah.
Aku tak pernah punya keberanian untuk mengatakannya ... keluh Kyuhyun dalam hatinya.
Lalu
tak sengaja, mata Kyuhyun bertemu pandang dengan Hyorin.
Kyuhyun-ssi,
it hurts here ...
Sekejap
Hyorin mengalihkan pandangannya ke penonton demi menghindari tatapan mata
Kyuhyun. Sedangkan Donghae nampaknya tak peduli dengan apapun. Dalam pikiran
Donghae hanya ada satu orang saja, Hyorin. Itu sudah sangat cukup baginya.
Donghae bahkan berani mengambil resiko dengan menunjukkan kepada seluruh Korea
bahwa dia benar-benar menyukai yeoja
itu.
Hyorin-ah
… apa artinya ini bagimu?
*****
Hyorin’s
POV
Hyorin’s
Apartment, Suatu malam.
Aku tengah tiduran di sofa. Sejak
siang tadi aku sengaja tidak kemana-mana, hanya di apartemen saja. Aku sedang
malas keluar. Hari ini jadwal manggung Sistar hanya satu kali dan sudah selesai
sejak pagi tadi. Setelah menyelesaikan jadwal Sistar, aku langsung pulang ke
apartemen pribadiku. Yah, sekarang aku lebih banyak pulang ke apartemen
daripada ke dorm. Baru sekitar 5 bulan aku menempatinya. Meskipun
terlihat kecil aku lebih nyaman tinggal disini. Rasanya lebih tenang. Hanya
sesekali aku pulang ke dorm, sekedar
melepas rindu bersama member Sistar
lainnya atau kalau aku sedang malas pulang ke apartemen.
Apartemen ini kubeli dari hasil jerih
payahku selama bekerja di industri musik Korea. Apartemen yang kubeli dari
suaraku. Bora eonni dan Soyou juga
membeli sebuah apartemen, hanya Dasom yang memilih untuk menginvestaikan hasil
jerih payahnya selama ini dalam bentuk mobil. Dasom bilang dia masih ingin
tinggal di dorm bersama member lainnya. Ya, meskipun kami sudah
memiliki apartemen sendiri tapi kami masih sering tidur di dorm. Barang-barang pribadi semua member juga masih banyak tersimpan di dorm. Aku sendiri, aku hanya pulang ke apartemen kalau aku sedang
malas, dalam artian sedang tidak ingin diganggu siapapun. Lucu memang, tapi
adakalanya aku memang membutuhkan ruang pribadi untuk diriku sendiri. Lagipula
tak banyak yang tahu apartemen pribadiku ini. Hanya member Sistar dan beberapa orang dari agensiku seperti manajer oppa, selain keluargaku tentunya. Aku
sudah berpesan pada mereka agar jangan sampai banyak yang tahu dimana apartemen
pribadiku ini. Bukannya aku pelit atau tidak suka dengan kunjungan teman dan
semacamnya, hanya saja aku tidak mau kehidupan pribadiku semakin jadi konsumsi
publik. Bukankah setiap orang mempunyai batas-batas kehidupan pribadinya? Ada
hal-hal yang tidak harus dishare ke
publik. Aku juga manusia biasa yang kadang ingin menikmati saat-saat nyaman dan
tenang sendirian.
Kumatikan televisi yang sedari tadi
malah tidak kutonton. Kuambil kotak coklat di meja. Pelan kubuka. Lalu nampak
sebuah benda yang selama hampir dua hari ini seolah menghantui pikiranku karena
benda itu mengingatkanku pada seseorang. Paljji,
gelang manik-manik orange pemberian
Yesung Oppa. Kuambil gelang itu dan kukalungkan
di jariku. Mataku terpaku memandanginya.
Aku tak tahu kenapa aku masih terus
memikirkan semua ini. Gelang itu, Yesung Oppa
bilang dia ingin memberikannya padaku. Hanya untukku. Aku baru sadar,
perhatian-perhatian Yesung Oppa
selama ini ternyata bukan karena aku hoobaenya.
Dia bilang, dia mencintaiku. Cinta?
Selama ini aku berusaha mengacuhkan
perhatiannya, meskipun disatu sisi aku merasa bahagia dengan semua itu. Aku
menolak mati-matian semua perasaanku padanya. Aku sendiri masih bingung dengan
perasaanku waktu itu. Aku pikir perasaanku waktu itu hanya sekedar rasa kagum
seorang hoobae pada sunbaenya, tidak lebih. Tetapi anehnya
kenapa aku kadang merasa hatiku seperti dicubit ketika melihatnya dengan yeoja lain waktu itu? Lagipula, ada sesuatu
yang lain yang membuatku untuk berhenti menumbuhkan perasaanku.
Sesuatu itu ....
-Flashback-
Dorm Sistar, hampir tengah malam.
”Hyorin-ah, tadi kau kalah dari Yesung Oppa?”
Bora eonni muncul mengagetkanku yang sedang tiduran sambil membaca novel
Romance of Their Own yang ditulis
oleh Guiyeoni, salah seorang novelis populer di Korea. Aku hanya menjawab
singkat tanpa menoleh kearahnya.
Kemarin aku kalah saat berhadapan
dengan Yesung Oppa di Immortal Song 2
saat menyanyikan lagu milik legenda rock
Boohwal. Yesung Oppa memilih lagu The
More I Love dengan versi ballad,
sedangkan aku memilih Heeya dengan konsep rock
ballad. Rasa ’sakit’ dari lagu
tersebut terlihat dari cara namja itu
membawakan lagu. Aku sampai merinding saat mendengar suaranya. Sempurna.
”Hyorin-ah ....”
Bora eonni mengambil boneka panda besar yang pernah diberikan Jungmin Oppa saat ulang tahunku kemarin dan
memeluknya seperti guling. Dia melirik sekilas buku yang kubaca lalu ikut duduk
di sebelahku.
”Ne?”
aku masih fokus pada novel yang kubaca.
”Boleh aku bertanya sesuatu?”
”Apa?”
Sejenak Bora eonni terdiam, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.
”Apa .... ehm ... apa Yesung Oppa
sudah mempunyai yeojachingu?”
Deg!
Novel ditanganku hampir jatuh.
”Wae?”
aku berpura-pura tetap membaca.
”Diantara member Sistar, kau yang paling dekat dengannya.”
”Mollayo
...” jawabku sekenanya, lagipula aku memang tidak tahu apakah dia sudah
mempunyai yeojachingu atau belum.
”Kau benar-benar tidak tahu??” tanya
Bora eonni seolah tidak percaya
dengan jawabanku.
Ada apa sebenarnya? Kenapa Bora eonni tiba-tiba
menanyakan Yesung Oppa? Solma .... pikiranku mulai tidak fokus.
”Hyorin!” Bora eonni merebut novel
yang kubaca.
”Ah!
Eonni!” aku memanggilnya eonni
karena Bora memang setahun lebih tua diatasku.
Sepertinya Bora eonni kesal melihatku yang cuek dengan pertanyaannya. Novel itu
ditaruhnya di bawah bantal. Aku mendengus kesal melihat tingkahnya.
”Wegure?”
tanyaku.
Bora eonni menatapku tajam.
”Hyorin, jujurlah padaku.”
”Eh?”
Aku semakin tidak mengerti dengan arah
pembicaraan yeoja yang terkenal
paling feminin di antara semua member
Sistar itu.
”Apa ... Yesung Oppa pernah menyatakan perasaannya padamu?”
”Mwo??”
aku melongo.
Bora eonni menarik napasnya pelan.
”Sepertinya dia menyukaimu. Atau ini
hanya perasaanku saja? Yesung Oppa
sangat perhatian padamu. Bahkan setiap kali aku bertemu dengannya, dia hanya
akan bertanya tentang kabarmu saja.”
”Eonni,
apa maksudmu? Aku tidak mengerti ...”
Bora eonni menggigit ujung bibirnya. Dia terlihat agak gelisah. Dan itu
malah membuatku semakin tak nyaman.
”Apa ... kau juga menyukainya?”
Aku terkejut dengan pertanyaannya
barusan.
”Hyorin, apa kau menyukai Yesung Oppa? Jawablah dengan jujur.”
”Aku??” tanyaku retoris.
Aku sungguh tak siap dengan pertanyaan
yang diberikannya padaku.
”Aku menyukainya.”
Deg Deg Deg!
Aku bisa merasakan kalau debaran jantungku
makin kencang.
”Kupikir ... aku sudah benar-benar
jatuh cinta padanya. Aku jatuh cinta pada Yesung Oppa.”
Mwo?? Mulutku ternganga mendengar
pengakuannya.
”Jadi, jika kau juga menyukai Yesung Oppa ... aku .....”
Andwe! Aku tidak akan menyakitimu, eonni ...
Tiba-tiba saja aku tertawa. Dan itu
mengejutkan Bora eonni.
”Wegure?”
tanyanya padaku.
”Eonni,
kau ini bicara apa? Mana mungkin aku menyukainya??” ucapku dengan masih
setengah tertawa.
Bora eonni menatapku bingung.
”Eonni
... aku akan sangat bahagia jika kau bisa bersamanya.”
Mianhe,
eonni-ya ....
Sesaat wajah Bora eonni berubah ceria.
”Jjinja?”
Aku mengangguk meyakinkan. Tiba-tiba
Bora memelukku erat.
”Hyorin-ah, berjanjilah padaku ...”
”Ne?”
aku ganti memeluknya lebih erat.
”Kau tidak akan pernah mengkhianatiku.
Bantu aku untuk lebih dekat dengan Yesung Oppa
...”
Deg!
Tuhan, apa ini? Kenapa terasa sakit sekali? Kurasakan kali ini ada yang mencubit sakit hatiku.
”Ne
...” tanpa kusadari air mataku jatuh.
Ketika kusadari Bora eonni hendak melepaskan pelukannya,
segera kuhapus air mataku. Aku tak ingin dia melihatku menangis. Kutatap Bora eonni yang tersenyum cerah.
Mianhe, eonni-ya ... aku harus membohongimu ....
-Flashback
End-
”Eonni
...” gumamku.
Aku sudah berjanji pada Bora eonni untuk tidak merusak semuanya. Aku
tidak ingin dia sedih karena mengetahui bahwa Yesung Oppa ternyata mencintaiku. Aku tahu betapa besar cinta Bora eonni pada namja itu sampai dia rela tidak tidur hanya untuk membuatkan Yesung
Oppa syal hasil rajutannya sendiri.
Yesung Oppa memang tak pernah tahu
bagaimana perasaan Bora eonni karena yeoja itu tak pernah sekalipun
mengungkapkan perasaannya. Hanya aku yang tahu, dan itu sungguh membuatku
tersiksa. Memendam semuanya sendiri hingga aku sadar bahwa perasaanku pada
Yesung Oppa ini jauh melebihi
perasaan seorang hoobae pada sunbaenya.
Tapi itu dulu. Karena saat ini, entah
sejak kapan, aku tak lagi memandangnya sebagai seorang yang sangat kudambakan.
Aku tak lagi berdebar-debar jika bertemu dengannya seperti saat dulu, saat
pertama kali aku mulai menyukainya. Perasaan berdebar-debar itu sudah hilang. Mungkin
karena sebenarnya rasa cinta ini hanyalah rasa cinta seorang dongsaeng saja. Dan perlahan aku sudah
menguburnya dalam-dalam sejak aku sadar bahwa aku tak mungkin memilikinya. Aku juga
harus tahu diri. Lebih dari itu, aku tak boleh menyakiti hati eonni-ku. Aku tak mungkin membuatnya
terluka. Oleh karena itu aku harus mengalah.
Mengalah. Ya, aku harus mengalah demi eonni-ku. Aku tak mungkin melihat Bora eonni menangis. Aku tak bisa
membayangkan jika dia tahu tentang kenyataan sesungguhnya, bahwa Yesung Oppa tidak pernah mencintainya. Namja itu malah menyukaiku, sahabatnya
sendiri.
Aku memang sangat terkejut dengan
pengakuan Yesung Oppa yang tiba-tiba.
Aku bahagia mengetahui perasaan namja
itu yang sebenarnya. Tapi aku juga sedih, kenapa aku bertemu dengannya di saat
yang tidak tepat? Ada orang yang lebih mencintainya dengan setulus hati, lebih
dari diriku. Meskipun sekarang aku merasa bahwa perasaanku pada Yesung Oppa sudah berhenti tumbuh, tapi
bagaimana dengan perasaan Yesung Oppa
sendiri?
Arrgggggggghhhh!!!
Benar-benar membuatku frustasi.
Ting Tong!
Tiba-tiba terdengar suara bel pintu
berbunyi. Aku bangkit dan berjalan ke arah pintu. Kubuka pintu apartemenku. Dan
betapa terkejutnya aku melihat siapa yang berdiri di hadapanku kini.
“Kau sedang sibuk?” tanyanya.
Mataku terpaku menatapnya. Seorang namja mengenakan coat berwarna coklat lengkap dengan kacamatanya. Kulihat tangan
kanannya menenteng plastik putih transparan berisi mie ramen dan beberapa
minuman kaleng bersoda.
Kyu … hyun?
*****
Kyuhyun’s
POV
KBS2
Immortal Song 2.
“Kamsahamnida!”
Tepuk
tangan terdengar meriah ketika Hyorin menyelesaikan penampilannya malam ini.
Malam ini yeoja bersuara indah itu
membawakan lagu hit milik legendaris
Nam Jin, You Are Always on My Mind.
Dan nampaknya Nam Jin ahjussi
terpikat dengan suara dan gaya khas Hyorin. Dalam komentarnya, Nam Jin ahjussi bilang kalau Hyorin mempunyai
talenta yang sangat bagus. Apalagi menyanyi sambil menari sangat sulit untuk
seorang penyanyi, tapi Hyorin mempu membawakan lagu tersebut dengan sempurna. Nam
Jin ahjussi ikut menyebut Hyorin
sebagai Korean Beyonce seperti pujian
yang pernah dilontarkan oleh grup legenda Boohwal sebelumnya.
Yeoja
itu .... siapa yang tidak kagum dengan suara indahnya?
Sebenarnya
malam ini kondisi Hyorin tidak begitu baik. Aku tahu itu saat mulai recording beberapa jam lalu, aku
mendengar percakapan Hyorin dan Kim Gura ahjussi
tentang kondisi yeoja itu. Sejak
semalam demamnya belum juga turun. Suhu tubuhnya masih terasa hangat.
Tenggorokannya terasa sakit tapi yeoja
itu tetap memaksakan dirinya untuk tampil. Tadinya kudengar sang manajer juga menyarankan
untuk mengganti koreografinya. Hyorin hanya perlu menyanyi tanpa harus menari
seperti saat reherseal sebelumnya.
Tapi Hyorin adalah seorang penyanyi profesional, yeoja itu tidak ingin penampilannya rusak hanya karena sakit.
Hyorin berusaha tampil maksimal, dia tak ingin mengecewakan orang-orang yang
sudah datang untuk menyaksikan penampilannya malam ini.
Geez ... yeoja itu benar-benar!
Tiba-tiba
aku teringat dengan sesuatu.
-Flashback-
Hyorin’s
Apartemen,
semalam lalu.
“Annyeong!”
sapaku.
Hyorin masih terpaku menatapku. Sepertinya yeoja itu benar-benar terkejut dengan
kedatanganku yang tiba-tiba. Apalagi tangan kananku menjinjing plastik
belanjaan berisi mie ramen instan dan beberapa kaleng minuman bersoda. Aku baru
saja selesai rekaman lagu Late Autumn
di studio. Beberapa waktu yang lalu Yoon Jongshin hyung menawariku untuk berkolaborasi dalam proyek bulanannya.
Merupakan suatu kehormatan bagiku untuk bekerja dengan seorang senior legendaris seperti Jongshin hyung. Dan akhirnya tanpa menunggu lama,
rekaman bisa diselesaikan dalam waktu 3 hari saja.
Sepulang dari studio, entah kenapa aku malah mampir ke
swalayan dan membeli 2 bungkus mie ramen ukuran besar dan sedikit kaleng
minuman bersoda. Dan tanpa kusadari, Hyundai
NF Sonata kuarahkan menuju arah yang berlawanan dengan jalan menuju dorm Super Junior. Ya, aku sengaja tidak
pulang ke dorm lebih dulu karena aku
ingin menemui seseorang. Bukan sekedar mampir, tapi sengaja menemuinya.
Wah, apa aku
ini benar-benar sudah gila?
Tak butuh waktu lama menuju tempat yang kucari, kini aku
sudah ada di depan Seongsu’s Apartment. Mobil kuparkir di basement gedung berlantai 20 ini. Kulangkahkan kakiku dengan ringan
menuju lift terdekat. Tak sampai 10 menit, aku sudah sampai di lantai 7. Kucari
apartemen dengan nomor 302. Saat kuketuk pintunya, muncul ekspresi kaget yang
amat familiar dalam penglihatanku milik seorang yeoja, Kim Hyorin.
Hyorin terlalu lama menatapku dengan wajah bingung.
“Apa aku tak boleh masuk?” pertanyaanku
membuyarkan lamunannya.
Sepertinya aku tahu dia sedang
memikirkan apa melihat kedatanganku yang tiba-tiba. Namun dengan segera Hyorin
menyuruhku masuk.
Kulangkahkan kaki masuk ke dalam
apartemennya, sementara Hyorin mengikutiku dari belakang. Sekilas kutatap
sekeliling apartemen Hyorin. Nampak sebuah sofa kecil dengan sebuah LED TV
berjarak sekitar 1,5 meter didepannya. Ada beberapa foto terpasang di
dindingnya. Semua foto itu memiliki senyum yang sama, senyum khas seorang Kim
Hyorin. Di sebelah kiri ada balkon dengan gordyn
berwarna biru muda. Pintu dengan kaca transparan menuju balkon itu nampak
terbuka lebar. Balkon apartemen Hyorin cukup luas bahkan ada beberapa tanaman
bunga di pinggirnya. Ada mawar merah dan kuning, masing-masing dua pot penuh.
Di sebelahnya ada tulip merah dan beberapa bunga lain yang tidak kuhapal
jenisnya. Aku baru tahu, anak itu ternyata suka berkebun.
”Ehm
... Kyuhyun-ssi ...”
Kubalikkan badanku. Wajah bingungnya
membuatku semakin gemas ingin mencubit kedua pipinya yang sedikit memerah itu. Untung
saja aku masih bisa menahan diriku.
”Kau ... tahu darimana apartemenku?”
tanyanya hati-hati.
”Dasom yang bilang padaku.” terangku.
Tadi aku memang datang ke dorm Sistar lebih dulu karena kupikir
Hyorin ada di dorm. Ternyata Dasom
bilang Hyorin pulang ke apartemen. Dan aku baru tahu kalau Hyorin sudah lama
pindah ke apartemennya meskipun dia juga sesekali masih pulang ke dorm. Tadinya Dasom tidak mau bilang
dimana alamatnya, tapi setelah kupaksa akhirnya anak itu memberiku alamat
apartemen Hyorin. Setelah itu aku langsung meluncur kesini.
”Lalu?” Hyorin sepertinya masih
penasaran kenapa aku datang kesini.
Dan tanpa basa-basi kukatakan tujuanku
datang ke apartemennya.
”Aku ingin kau memasakkan ramen
untukku.” ucapku seraya menyerahkan bungkusan plastik yang kubeli dari swalayan
dekat studio rekaman.
”Mwo??”
”Tidak apa-apa kan aku makan disini?” aku
tersenyum dengan santainya.
Wajah bingung itu tiba-tiba
melengkungkan sebuah senyum. Dan tanpa berkata apa-apa, Hyorin langsung
mengambil bungkusan itu dan pergi menuju dapur. Kutatap punggung yeoja itu hingga hilang dibalik pintu
menuju dapur.
Aku membuka jaket dan
menggantungkannya di pojok pintu kemudian duduk di sofa. Tanpa sengaja aku
melihat sebuah benda yang sedikit menarik perhatianku. Sebuah kotak coklat
kecil dengan pita putih diatasnya. Pelan-pelan kubuka kotak itu, nampak sebuah
gelang manik-manik berwarna orange.
Sepertinya aku pernah melihat gelang ini, dimana? Aku mencoba mengingatnya tapi sia-sia. Payah. Ingatanku terlalu lemah.
Dua puluh menit kemudian ....
Aku dan Hyorin duduk berhadapan di
meja kecil depan televisi. Di meja ada sepanci mie ramen yang masih panas. Hyorin
mengambil dua mangkuk berukuran sedang lengkap dengan sumpitnya.
”Slurrpp”
Kucoba mie ramen buatan Hyorin. Enak
juga, rasanya sangat pas. Gochujang
atau sambal khas Korea-nya juga pas, tidak terlalu pedas dan tidak terlalu
asam. Saat aku sedang menikmati mie ramen buatannya, yeoja itu malah hanya diam memandangku. Mangkuknya masih kosong,
sumpit pun hanya tergeletak begitu saja tanpa disentuhnya.
”Wae?”
”Anii.”
jawabnya singkat.
Hyorin mengambil mie ramen di panci
dengan sumpitnya. Bagi orang Korea, mie ramen baru akan terasa mie ramen kalau dinikmati
langsung dari panci.
”Kyuhyun-ssi, kau datang kesini hanya untuk makan?”
Aku tertawa mendengarnya. Anak itu
kadang bicara tanpa basa-basi.
”Dangyunhaji!”
”Wae?
Apa kau tidak punya makanan di dorm?”
”Anii!”
Diselingi gurauan, aku dan Hyorin
menikmati mie ramen itu hingga tandas tak bersisa.
”Lalu?”
”Karena aku sedang ingin makan
masakanmu.” jawabku santai.
”Geez
... kasihan sekali kau!”
Kami sama-sama tertawa.
Setengah jam kemudian aku dan Hyorin
sudah berada di meja dapur. Kami sudah selesai mencuci mangkuk dan panci yang
tadi digunakan untuk memasak mie ramen. Tadinya Hyorin menyuruhku untuk diam
saja di depan televisi tapi aku memaksanya untuk ikut ke dapur. Akhirnya dia membiarkanku
membantunya.
Setelah selesai, Hyorin yang malam itu memakai sweater masih
duduk di meja dapur. Sementara aku duduk di kursi kecil dekat meja dapur dengan
sebuah gitar ditanganku. Aku menemukan gitar ini di dekat rak buku milik
Hyorin. Aku juga baru tahu kalau Hyorin bisa bermain gitar. Anak itu penuh
dengan ’rahasia’ rupanya.
Kami seolah-olah membuat sebuah
kolaborasi, aku memainkan gitar dan dia menyanyi. Suaranya sangat indah. Hyorin
menyanyikan lagunya, I Choose To Love
You, mengingatkanku pada kenangan saat kami shooting video klip.
Aku baru sadar kalau Hyorin terlihat
lebih cair dari biasanya. Dia menyanyi dengan lepas di depanku. Kami juga
mendiskusikan beberapa lagu kesukaan kami, khususnya yang bergenre ballad.
Sesekali dia tertawa dengan gaya khasnya saat aku mencandainya.
”Kyuhyun-ssi ...”
”Ne?”
tanyaku dengan jemari masih memetik gitar.
Hyorin tersenyum.
”Nyanyikan sebuah lagu untukku. Aku
ingin mendengarnya.”
Deg Deg Deg!
Tiba-tiba jantungku berdebar tak
karuan. Detaknya lebih cepat dari biasanya. Wajahku sepertinya sudah memerah. Padahal sebelumnya aku tak merasakan
apa-apa. Kenapa sekarang malah jadi gugup seperti ini??
”Ehm ... kau ingin aku menyanyikan
apa?” aku balik bertanya padanya.
”Terserah. Itu lagumu ...”
Tanpa sadar, jemariku memainkan nada pembuka
sebuah lagu.
I always look at you
Even if a day pass
And another passes by
The sound of you breathing
The sound of you laughing
It still makes me tremble
Tears flow once again
You are smiling, not knowing the
pain inside me
A fool like me
A naive and immature like me
For this once can you turn around
and look at me?
I know that my wishes
Has no meaning to you
If it was me,
The person you love
If it was me,
I prayed for countless days
Like the shining green trees
Like the silent sparkling stars
I am only looking at you again
Do you even know this?
Until today I always practiced
Those love confession by my self
Sad back view
Just until today
You will live without ever
knowing what I feel
Sadly I know that waiting is
easier than erasing you
I want to ask
Are you well?
Is the person you are with
treating you well?
I know that these stupid worries
are all useless
(and won't change anything)
But I wanted to say this at least
once without tears
That I love you*
Lagu itu pun selesai. Kami saling
bertatapan dalam diam.
”Igeo ....”
”Lagu ini, untukmu ...” sahutku.
Hyorin kembali terpaku menatapku.
-Flashback
End-
Aku
duduk di dekat tangga sembari menunggu penjurian antara aku dan Hyorin. Aku
tampil sebelumnya dengan lagu hit Nam Jin ahjussi yang berjudul With
You. Aku tidak terlalu berharap menang tapi setidaknya aku sudah berusaha
maksimal. Entahlah, malam ini perasaanku agak kacau.
Setelah
selesai, Hyorin menuruni tangga panggung dengan langkah agak pelan. Kulihat
wajahnya mulai penuh dengan cucuran keringat dingin dan agak sedikit pucat. Sepertinya
dia kelelahan, energinya terkuras habis karena dia menyanyi sambil menari
padahal kondisi tubuhnya sedang tidak fit.
Tiba-tiba
...
Brukkk!!!
Tubuh Hyorin hampir saja jatuh ke lantai kalau aku tak segera menangkapnya.
To Be Continued Part B
Please, don’t be silent readers!
Please, don’t be silent readers!
note :
*If It Was Me, dipopulerkan oleh Na Yoon Kwon
dangyunhaji : tentu saja
paljji : gelang
Wahhhhh kerenn, makin penasaran dg lanjutannya min, jgn lama2 ya minnnn aku gak sabaran nunggu lanjutannya, hehehehe
BalasHapusFighting min!!
hehehe .. makasih icha udah jadi pembaca setia di blog ini :D
Hapusiya, insya Alloh gak lama.
aq juga lagi ngejar nyelesein nih, soalnya udah mepet waktunya mau go out dari Jawa XD
jangan lupa tetep komen yah ...
satu kata 'DAEBAK'...
BalasHapuskisah cintanya rumit dan ga bisa di tebak selanjutnya seperti apa,
aku suka banget sama ff yg kaya gini,,
keep writing min ^^
wew, kamu borongan ya komennya hahaha
Hapusmakasih fitri buat apresiasinya ...
keep komen yah! :D